Mesin Ekonomi Swasta dan Pemerintah Harus Bergerak Capai 8 Persen Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi pada akhirnya bukan soal angka semata, melainkan wajah keseharian rakyat.
Penulis:
Erik S
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dewan Direktur GREAT Institute Syahganda Nainggolan menyoroti menteri keuangan yang baru Purbaya Yudhi Sadewa.
Menurut Syahganda, publik tengah menaruh harapan baru pada sosok Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. Keterangan tersebut disampaikan Syahganda saat membuka Great Lecture bertajuk Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8 Persen di Birawa Hall Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
“Kita ini sudah lama tak memiliki Menkeu yang sungguh-sungguh ekonom. Baru kali ini kita punya Menkeu yang belajar langsung dari Paul Romer, pemenang Nobel Ekonomi,” katanya.
Syahganda menyebut langkah awal Purbaya berbeda. Saat hari pertama ke kantor Kemenkeu, bukannya sibuk dengan protokol, ia langsung berbicara soal keharusan membuka dialog dengan publik dan turun menyerap aspirasi.
Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Menkeu Purbaya Bakal Pindahkan Dana Rp 200 Triliun untuk Perbankan
“Beliau mengikuti arahan Presiden agar pejabat mendengar rakyat. Itu awal yang baik,” ujarnya.
Lebih jauh, ia meyakini industrialisasi Indonesia akan kembali ke rel. Tetapi ia mengingatkan: pertumbuhan saja tidak cukup.
“Pertumbuhan bagus saja tidak cukup. Yang lebih penting adalah bagaimana pertumbuhan itu langsung dirasakan masyarakat. Itulah perlunya growth through equity,” ujarnya.
Optimisme Syahganda tidak berhenti di retorika. Ia membawa hitungan konkret. Koperasi Merah Putih, bila berjalan dengan baik, bisa menyumbang 0,5 hingga 1,2 persen pertumbuhan ekonomi. Program Makan Bergizi Gratis, bahkan, dapat menambah sekitar 0,5 hingga 1 persen.
“Pertumbuhan 8 persen itu bukan wishful thinking,” katanya.
Purbaya dan Mesin Ganda
Ketika tiba gilirannya, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa tampil dengan nada realistis namun optimis. Ia mengulas perjalanan panjang ekonomi Indonesia sejak Reformasi 1998.
“Sudah lebih dari dua dekade, pertumbuhan kita sulit keluar dari jebakan sekitar 5 persen,” ujarnya.
“Ada fenomena middle income trap, hal yang biasa terjadi pada negara-negara yang ingin naik kelas menjadi negara maju.”
Namun, Purbaya menekankan, Indonesia punya kekuatan khas konsumsi domestik yang mencapai 90 persen dari PDB.
“Dengan domestic demand sebesar itu, sebetulnya angka pertumbuhan 6 hingga 6,5 persen bukan mustahil,” katanya.
Perasaan Ganjil Purbaya Yudhi Sadewa Sejak Jabat Menteri Keuangan RI |
![]() |
---|
IHSG Anjlok usai Reshuffle Menkeu Sri Mulyani ke Purbaya, Ahli: Kalau Makin Terpuruk Tanda Tak Baik |
![]() |
---|
Ekonom Ramal Langkah Menkeu Purbaya Kucuran Dana Rp 200 Triliun ke Perbankan Bakal Sia-sia |
![]() |
---|
'Drama' Menkeu Ganti dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi: Viral Agen CIA, Yudo Sadewa Dilarang Main IG |
![]() |
---|
CELIOS Nantikan Janji Purbaya yang Klaim Ekonomi Indonesia Bisa Cerah 3 Bulan Lagi: Jangan Omon-omon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.