Jumat, 3 Oktober 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Kepercayaan Investor Dorong Laju IHSG Kembali Menguat Setelah Sempat Turun 3 Persen Imbas Demo

Potensi penurunan sudah terbatas mengingat valuasi saham Indonesia yang relatif murah dan mulai membaiknya kondisi ekonomi.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
PERGERAKAN IHSG - Pekerja melintas di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Perdagangan Rabu (3/9/2025), IHSG ditutup menguat 1,08 persen ke posisi 7.885,86. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari terakhir kembali menguat di level 7.800-an, setelah sempat anjlok hingga 3 persen pada Senin (1/9/2025) imbas aksi demonstrasi di berbagai daerah.

Tercatat pada perdagangan awal pekan ini, IHSG saat itu dibuka anjlok 2,69 persen atau 210 poin ke level 7.620.

Indeks sempat turun lebih dalam hingga 3,51 persen atau 274 ke level 7.555.

Sedangkan perdagangan Rabu (3/9/2025), IHSG ditutup menguat 1,08 persen ke posisi 7.885,86.

Baca juga: IHSG Pagi Ini Anjlok hingga 3 Persen Imbas Aksi Unjuk Rasa di Berbagai Daerah

Ekonom dan analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, selain karena sentimen positif dampak perekonomian global yang membaik, pembalikan IHSG yang cepat mencerminkan kepercayaan investor masih sangat kuat terhadap kinerja emiten di bursa saham.

Selain itu, Hans juga menyoroti peran regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menghadapi gejolak pasar.

OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengambil langkah antisipasi, seperti mengubah aturan trading halt dan menyediakan mekanisme buyback tanpa RUPS untuk menenangkan pasar. 

“Fundamental ekonomi kita bagus. Langkah pengawasan dan pengaturan OJK sangat baik, dan kerja sama dengan Kementerian Perekonomian juga membantu menenangkan pelaku pasar,” ujarnya dikutip Kamis (4/9/2025).

Termasuk peran Pemerintah dan aparat keamanan dalam meredam ketegangan. Setelah pidato Presiden dan langkah TNI meredam aksi, kondisi pasar mulai membaik. 

“Begitu situasi mulai kondusif, pasar saham kita langsung membaik,” tambahnya.

Menurut Hans, secara umum ekonomi Indonesia masih dalam kondisi yang baik.

Indikator Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur yang kembali naik di atas angka 50 menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi.

Dari sisi global, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh perkembangan di Amerika Serikat (AS), seperti intervensi Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed dan keputusan pengadilan terkait tarif impor. 

Meski Indonesia sempat menjadi sorotan karena gejolak politik, terutama dibandingkan negara ASEAN lain seperti Thailand, Hans menegaskan, investor asing masih melihat potensi besar di pasar saham Indonesia. 

“Banyak investor percaya bahwa saham-saham emerging market memiliki peluang pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan negara maju. Dampak demo diperkirakan hanya bersifat sementara,” katanya.

Untuk proyeksi IHSG, Hans memperkirakan pergerakan berada di kisaran 7.800 hingga 8.100. 

Dia menilai, potensi penurunan sudah terbatas mengingat valuasi saham Indonesia yang relatif murah dan mulai membaiknya kondisi ekonomi.

Ke depan, Hans mengharapkan penyampaian aspirasi masyarakat dilakukan secara kondusif dan damai agar stabilitas perekonomian nasional tetap terjaga.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved