Senin, 29 September 2025
Tujuan Terkait

Bapanas Klaim Penyaluran Bantuan Pangan Beras Sudah Tersalur 90 Persen

Ke depan pemerintah bersama Bulog akan terus mengeskalasi, terutama ke wilayah-wilayah Indonesia Timur. 

|
Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews
PENYALURAN BERAS - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. Per 13 Agustus, Bulog telah mendistribusikan sebanyak 333,4 ribu ton atau 91,2 persen dari target 365,5 ribu ton. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan realisasi penyaluran bantuan pangan beras alokasi Juni dan Juli 2025 melalui Perum Bulog.

Bapanas merupakan lembaga pemerintah non-kementerian yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. 

Dibentuk pada 29 Juli 2021 melalui Peraturan Presiden No. 66 Tahun 2021, Bapanas menggantikan fungsi Badan Ketahanan Pangan (BKP) dan menjadi motor utama dalam menyusun serta mengoordinasikan kebijakan pangan nasional.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menerangkan, guyuran beras berkualitas baik sebanyak 20 kilogram (kg) kepada 18.277.083 Penerima Bantuan Pangan (PBP) se-Indonesia. Total target salur mencapai 365 ribu ton.

Baca juga: Cegah Penimbunan, Polda Metro Jaya Sidak Sejumlah Gudang Beras di Jakarta

"Jadi 365 ribu ton, per hari ini sudah lebih dari 90 persen diguyur ke masyarakat. Masyarakat yang masuk kelompok desil 1 sampai 7, sekarang punya beras," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Ke depan, kata dia, pemerintah bersama Bulog akan terus mengeskalasi, terutama ke wilayah-wilayah Indonesia Timur. 

Per 13 Agustus, Bulog telah mendistribusikan sebanyak 333,4 ribu ton atau 91,2 persen dari target 365,5 ribu ton.

Adapun untuk realisasi per provinsi yang masih berada di bawah 50 persen sebagian besar mempunyai tantangan geografis, antara lain Maluku Utara 37,85 persen; Papua Pegunungan 34,45 persen; Papua Tengah 5,85 persen; Papua Selatan 0,75 persen.

Pergerakan rerata harga beras medium pun lambat laun mengalami depresiasi dalam rentang seminggu ini.

Dalam Panel Harga Pangan NFA, per 13 Agustus, rerata harga beras medium di Zona 1 turun 0,04 persen dari seminggu sebelum 12 Agustus di Rp 13.930 per kg menjadi Rp 13.925 per kg.

Zona 2 turun 0,20 persen dari Rp 14.645 per kg menjadi Rp 14.616 per kg. Zona 3 turun 0,23 persen dari Rp 17.209 per kg ke Rp 17.170 per kg.

"Fungsi Cadangan Pangan Pemerintah itu untuk intervensi pemerintah, misalnya bantuan pangan, SPHP beras, Gerakan Pangan Murah. Hari ini beras pemerintah ada 3,9 juta ton, sehingga disalurkan untuk gandoli supaya harga beras turun, tapi harga gabah petani tetap di atas Rp 6.500," beber Arief.

Untuk operasi pasar SPHP beras, ucap Arief, Bapanas minta mempercepat distribusi. Sebab, 1,3 juta ton Juli sampai Desember harus segera distribusi.

"Kalau di Gudang Bulog saja, itu hanya menjadi stok CPP. Penyalurannya lewat jalur tata niaga yang ada, termasuk ke pasar-pasar agar akses masyarakat lebih mudah," papar Arief.

Untuk realisasi penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) periode Juli-Desember, per 14 Agustus telah mencapai 26,3 ribu ton. 

Pada 11 sampai 13 Agustus realisasi salur harian telah berada mendekati 3 sampai 4 ribu ton. Sementara pada seminggu sebelumnya masih berkisar di bawah 2 ribu ton.

Dalam upaya percepatan beras SPHP tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan meminta Bulog agar dapat mencapai salur harian hingga 10 ribu ton. 

Ia juga meminta beras SPHP segera dikucurkan ke pasar-pasar. (*)

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan