Penjualan Industri Alas Kaki Lesu, Eagle Tempuh Strategi Rebranding
Strategi rebranding diambil agar terus relevan dengan tren perubahan selera pasar melalui pengenalan identitas, logo, teknologi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjualan alas kaki seperti sepatu cenderung lesu dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut antara lain dipicu oleh melemahnya permintaan pasar, persaingan yang semakin ketat, beban perusahaan yang bertambah, hingga membanjirnya impor sepatu bekas.
Mengantisipasi tren pelemahan tersebut industri alas kaki ada yang memilih merelokasi pabrik ke daerah dengan upah minimum lokal yang lebih rendah untuk menekan biaya.
Ada juga yang menempuh strategi baru, seperti merevitalisasi merek dan pasar yang dituju. Strategi tersebut saat ini dijalankan oleh industri sepatu lokal Eagle yang berbasis di Jawa Timur.
Presiden Direktur Eagle, JM You mengatakan strategi rebranding diambil agar terus relevan dengan tren perubahan selera pasar melalui pengenalan identitas, logo, teknologi, serta kategori produk baru.
Baca juga: Dukung Ekonomi Sirkuler, Industri Alas Kaki Gunakan Bahan Baku Rendah Karbon
Saat ini muncul tren sportstyle di kalangan urban community. Sportsyle atau gabungan kata sport dan lifestyle merupakan tren gaya hidup mengoneksikan aktivitas lifestyle yang versatile dan olahraga sekaligus.
Sehingga, dari sisi fungsi, dapat digunakan pada berbagai kegiatan, mulai dari bekerja, hangout, casual, aktivitas luar ruangan, dan olahraga.
Sementara logo berubah dari burung elang menjadi cakar elang.
“Logo terbaru kami merupakan pengembangan dari Cakar Elang karena terkenal kuat dan tajam. Desain logo kami kini lebih elegan dan fresh, merupakan cerminan dari visi dan misi Eagle terbaru sebagai produk untuk memperkuat individu dan menyebarkan kekuatan optimisme,” kata JM You di acara pengenalan rebranding Eagle di Jakarta, Jumat, 29 November 2024.
Menurut Head of Brand & Marcom Eagle, Aulya Elyasa, saat ini banyak bermunculan merek sepatu lokal. "Kondisi ini membuat ekosistem industri alas kaki menjadi semakin menarik dan sekaligus menjadi tantangan tersendiri," ungkapnya.
Aulya menjelaskan, persaingan industri alas kaki juga cukup ketat bagi dari segi harga jual, desain yang semakin bagus dan kekinian, serta kualitas yang semakin baik.
Kondisi itu membuat perusahaan harus beradaptasi menghadapi perubahan ekosistem industri alas kaki yang begitu dinamis dan cepat. "Kami tetap optimistis bisa menjawab tantangan tersebut dan tetap menjadi jenama terbaik di Indonesia untuk produk sport dan lifestyle," ujarnya.
Implementasikan Teknologi LEAP
Aulya menambahkan, untuk memenuhi perubahan tren minat pasar yang mengarah ke sportstyle, pihaknya mengimplementasikan teknologi terbaru LEAP.
Fitur Ultra Leap Tech di bagian outsole memberikan energi dari setiap gerakan dengan memadukan fleksibilitas dan kekuatan sehingga pergerakan kaki menjadi lebih ringan dan dinamis.
Head of Product & Design Eagle Budisono menambahkan, saat ini selera pasar berubah dan banyak orang butuh hal compact dan multifungsi untuk kegiatan sehari-hari, termasuk footwear.
Komunitas Kripto Dorong Inovasi Sosial Demi Keberlanjutan Industri |
![]() |
---|
Bertemu di Forum BRICS, Indonesia dan Rusia Bakal Jajaki Kerja Sama Industri Perkapalan |
![]() |
---|
Indonesia Dorong Kolaborasi Industri Keberlanjutan di Forum BRICS |
![]() |
---|
Menperin Agus Gumiwang Sebut Transformasi Digital Jadi Katalis Peningkatan Kinerja Industri Nasional |
![]() |
---|
350 Perusahaan Ramaikan Pameran Industri Komponen Otomotif Automechanika 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.