Kolaborasi Pemerintah-Swasta Penting untuk Ciptakan Kemandirian Industri Plastik dan Karet Nasional
Industri plastik dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk kebutuhan akan fleksibilitas produksi.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Kementerian Perindustrian, Ir. Heru Kustanto, mengatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri melalui kebijakan subtitusi impor dan peningkatan investasi di sektor petrokimia.
"Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan untuk dapat mencapai kemandirian industri plastik, mengingat kapasitas produksi dalam negeri masih belum cukup memenuhi kebutuhan domestik.” katanya diskusi panel dan seminiar di pameran Plastics & Rubber Indonesia 2024 yang dibuka pada Rabu kemarin dikutip Jumat (22/11/2024).
Sebagai informasi, diskusi dan seminar tersebut menjadi bagian dari program on-site pameran tersebut yang membahas seputar kebijakan terbaru, tren global, serta tantangan yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan industri yang semakin kompleks dan dinamis.
Baca juga: Indonesia jadi Tuan Rumah Konferensi Karet Internasional, Bahas Perlindungan Tanaman
Lansiran publikasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia menyebut bahwa nilai impor plastik Indonesia pada kuartal I 2024 mencapai US$233,15 miliar, sementara ekspor hanya sebesar US$103,47 juta.
Dijelaskan, produsen dalam negeri saat ini baru mampu memenuhi sekitar 50 persen hingga 60 persen dari total kebutuhan bahan baku plastik nasional.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi, industri plastik dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk kebutuhan akan fleksibilitas produksi.
Untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, upaya perluasan kapasitas produksi menjadi langkah strategis yang dilakukan oleh pelaku industri.
Target peningkatan produksi diharapkan mampu menjawab kebutuhan pasar lokal sekaligus mendukung pertumbuhan industri secara keseluruhan.
Tampilkan Inovasi Terbaru
Sebagai respons terhadap inovasi produk, berbagai pengembangan material plastik, seperti pelet dan granule dengan karakteristik inovatif, turut diperkenalkan guna memenuhi beragam kebutuhan aplikasi industri dalam pameran tersebut.
Meysia Stephannie, Event Director PT Pamerindo Indonesia, penyelenggara pameran mengatakan, pada edisi ke-35 ini ditampilkan rangkaian inovasi terbaru yang siap membawa industri ke era baru yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dia menyebut, pameran ini menjadi sorotan utama dalam kalender industri, mempertemukan pelaku bisnis, profesional, dan inovator dari berbagai sektor untuk mengeksplorasi peluang di pasar plastik dan karet yang semakin berkembang di tengah tuntutan akan keberlanjutan.
Menyusul kesuksesan edisi sebelumnya, dengan menempati area pameran seluas lebih dari 20.000 meter persegi, Plastics & Rubber Indonesia tahun ini menghadirkan solusi teknologi terkini dan aplikasi industri yang dapat mengurangi dampak lingkungan, menjadikannya platform yang tak hanya memperkuat jaringan industri, namun juga mendukung produktivitas dan transformasi sektor manufaktur yang lebih hijau.
Menurutnya, pameran Plastics & Rubber Indonesia tidak hanya menjadi ajang untuk memperkenalkan inovasi produk dan teknologi baru, melainkan juga wujud komitmen pihaknya dalam mendukung petumbuhan dan penguatan industri nasional.
Kaget Tarif Cukai Rokok Tembus 57 Persen, Menkeu Purbaya: Firaun Lu? |
![]() |
---|
Pimpinan Komisi VII DPR Soroti Ketimpangan Tujuan Fiskal dan Dampak Sosial Kebijakan Cukai Rokok |
![]() |
---|
Tanda-tanda Industri Konstruksi Indonesia Bertransformasi ke Teknologi Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Bicara soal Industri Rokok Imbas Tingginya Cukai: Jangan Bunuh Industri Sendiri! |
![]() |
---|
10 Negara Hobi Buang Sampah Plastik ke Laut Dunia: Indonesia Sumbang Ribuan Ton Tiap Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.