Senin, 29 September 2025

Blog Tribunners

Ahli Gizi IPB: Hindari Mie Instan dan Nasi Bersamaan, Perbanyak Sayur dan Protein


Konsumsi mi instan plus nasi dapat picu obesitas dan gangguan metabolik, pahami risiko dan alternatif menu seimbang.

Freepik.com
MIE INSTAN - Kombinasi mi instan dan nasi meningkatkan karbohidrat berlebihan, bisa ganggu metabolisme dan keseimbangan gizi tubuh. 

TRIBUNNEWS.COM - 

Rosyda Dianah, SKM, MKM

Rosyda Dianah, SKM, MKM adalah seorang dosen tetap pada Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi di Sekolah Vokasi IPB University.

Ia memiliki latar belakang akademik di bidang Kesehatan Masyarakat (SKM) dan Magister Kesehatan Masyarakat (MKM), serta aktif dalam edukasi gizi dan pengolahan makanan sehat.

Peran dan Keahlian

Mengajar dan membimbing mahasiswa di bidang manajemen industri jasa makanan, gizi masyarakat, dan pengolahan pangan sehat.

Terlibat dalam pelatihan dan pengembangan kompetensi juru masak, termasuk prinsip hygiene dan sanitasi makanan, teknik memasak sehat, dan analisis gizi produk pangan.

Selain itu, dia juga dikenal aktif menyuarakan pentingnya pola makan sehat.

Dalam wawancaranya, ia menyoroti bahaya konsumsi nasi dan mi secara bersamaan, yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan gizi, lonjakan kalori, dan risiko gangguan metabolik seperti obesitas dan resistensi insulin

Ahli Gizi IPB: Hindari Mi Instan dan Nasi Bersamaan, Perbanyak Sayur dan Protein

Suka konsumsi mie instan ditambah nasi putih? Hati-hati kenali risiko kesehatannya. 

Kebiasaan asli Indonesia itu memang memberikan efek mengenyangkan tapi ternyata ada dampak jangka panjangnya. 

Dosen bidang gizi dari Sekolah Vokasi IPB University, Rosyda Dianah, SKM, MKM, mengatakan, ada risiko yang ditimbulkan dari kebiasaan itu yaitu ketidakseimbangan gizi

Kombinasi dua sumber karbohidrat ini dapat meningkatkan asupan kalori secara signifikan, serta menurunkan keseimbangan zat gizi lainnya seperti protein dan lemak sehat. 

“Jika nasi dan mi dikonsumsi dalam jumlah yang sama banyak, kandungan karbohidratnya bisa mendominasi hingga 80 persen dari total energi, sedangkan protein dan lemak sangat rendah,” ujar dia dikutip dari laman IPB, Rabu (13/8/2025). 

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan