Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Badan Gizi Nasional Klaim Penyajian Burger di Makan Bergizi Gratis Bukan Menu Harian

Nanik S Deyang mengatakan, makanan seperti burger maupun spaghetti tidak diberikan secara harian, melainkan sebagai menu permintaan siswa

Generated by AI/ChatGPT
ILUSTRASI - Foto ilustrasi seorang anak Sekolah Dasar (SD) memakan burger dibuat menggunakan artificial intelligence (AI) ChatGPT, Selasa (5/8/2025). Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher merespons adanya permintaan burger untuk menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari seorang siswa SMP beberapa waktu lalu. Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang mengatakan, makanan seperti burger maupun spaghetti tidak diberikan secara harian, melainkan sebagai menu permintaan dari anak-anak atau siswa penerima manfaat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) merespons kritikan terkait menu burger pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang mengatakan, makanan seperti burger maupun spaghetti tidak diberikan secara harian, melainkan sebagai menu permintaan dari anak-anak atau siswa penerima manfaat.

Baca juga: BGN Resmi Tutup 40 Dapur MBG Imbas Kasus Keracunan Siswa, Nanik S Deyang: Tidak Jalankan SOP

Burger adalah makanan cepat saji yang terdiri dari roti bundar (bun) yang dibelah dua dan diisi dengan berbagai bahan seperti daging, sayuran, keju, dan saus.

Anak-anak diperbolehkan meminta makanan yang diinginkan agar tidak bosan.

"Dalam satu hari dalam satu minggu anak-anak boleh request makanan yang diinginkan. Makanya ada burger, spaghetti," kata Nanik di kantor BGN, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program nasional yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2025 untuk menyediakan makanan bergizi secara gratis kepada kelompok rentan, terutama anak-anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

"Di daerah-daerah terpencil misalnya mereka nonton YouTube, mereka ingin mencoba makanan itu. Menu itu bukan setiap hari, tapi satu hari dalam satu minggu, boleh request supaya anak-anak tidak bosan," lanjut dia.

Lebih lanjut, BGN akan menjalankan instruksi Presiden Prabowo Subianto bahwa dapur MBG untuk membangkitkan ekonomi lokal, bukan untuk memperkaya pemilik pabrik makanan kemasan.

"Kami tidak akan menggunakan lagi, tidak mentoleransi pemakaian produk-produk pabrikan. Kami akan menggunakan produk-produk lokal. Roti-roti yang dibuat oleh ibu-ibu murid-murid yang kami berikan makan, jadi roti itu nanti akan dibuat oleh ibunya dan rotinya akan dimakan anak-anaknya," tegas dia.

Sementara, untuk susu dalam kemasan pihak BGN masih mengizinkan penggunaanya.

Jika di daerah itu tidak ada peternakan susu, maka susu kemasan kotak diizinkan.

"Terpaksa untuk sementara, kami bolehkan untuk mengunakan susu kemasan. Tapi untuk produk lain, kami tidak akan mentolerir," kata Nanik.

Baca juga: Mendagri Minta Pemda Jadi Garda Terdepan Hadapi Insiden pada MBG

Kritik dari Ahli Gizi

Ahli gizi masyarakat, Dokter Tan Shot Yen, memberikan kritik soal pembagian menu makanan yang cenderung kastanisasi.

Di area yang dekat dengan pemerintahan pusat, makanan dibuat layak dengan memperhatikan kualitas.

Sementara di daerah, kualitas makanan cenderung menurun.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan