Senin, 29 September 2025

Ancaman Ganja Sintetis di Jawa Barat: Awasi di Sekitar Kita!

Sebanyak 38 pelajar di Lembang telah mengonsumsi ganja sintetis yang teridentifikasi mengandung AB-CHMINACA.

|
Editor: Nuryanti
ISTIMEWA/GANESHA OPERATION
ANCAMAN GANJA SINTETIS - Sebanyak 38 pelajar di Lembang telah mengonsumsi ganja sintetis yang teridentifikasi mengandung AB-CHMINACA. 

Dampak negatif ini merugikan keluarga dan negara karena pelaku bisa berubah menjadi kasar, emosi tidak terkendali, dan dapat berujung pada efek asfiksia, yaitu kekurangan oksigen dalam tubuh serta peningkatan akumulasi karbon dioksida akibat menghisap tembakau ini.

Sistem yang seharusnya mengatur suasana hati, persepsi, dan memori secara halus kini "dibajak" dan dipaksa bekerja secara berlebihan. Inilah mengapa efek ganja sintetis sangat tidak terduga.

Selain itu, karena ada ratusan jenis senyawa sintetis yang beredar, setiap varian ganja sintetis memiliki zat kimia yang berbeda dengan potensi bahaya yang juga bervariasi.

Pengguna tidak pernah tahu racun mana yang sedang mereka konsumsi. Ini bukan ganja; ini adalah penipu kimia yang jauh lebih mematikan.

Efek Farmakologi Ganja Sintetis

Studi ilmiah mengungkapkan bahwa senyawa kanabinoid sintetis, seperti AB-CHMINACA, AB-PINACA, dan FUBIMINA, menunjukkan efek farmakologis yang secara signifikan lebih poten pada sistem saraf pusat jika dibandingkan dengan kanabinoid psikoaktif generasi sebelumnya, termasuk Δ⁹-THC yang ditemukan pada ganja alami.

Ketiga senyawa sintetis ini bekerja dengan cara mengikat dan mengaktivasi reseptor kanabinoid tipe 1 (CB1) dan tipe 2 (CB2) pada sel-sel saraf.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wiley dkk. (2015), kekuatan atau potensi dari senyawa-senyawa ini, yang berkorelasi dengan kemampuannya untuk terikat pada reseptor CB1, dapat diurutkan dari yang paling kuat sebagai berikut: AB-CHMINACA, diikuti oleh AB-PINACA, 5F-ADB, dan yang paling rendah potensinya adalah Δ⁹-THC.

Reseptor CB1 merupakan reseptor yang paling melimpah di otak mamalia.

Sistem reseptor ini memainkan peran krusial dalam berbagai proses, termasuk pensinyalan psikotropika dan somatik, pengaturan suasana hati, pembentukan memori, persepsi nyeri, dan kontrol nafsu makan.

Aktivasi reseptor ini dapat menimbulkan efek seperti perasaan gembira (euforia), relaksasi, dan peningkatan sensasi visual.

Namun, efek samping yang merugikan juga sangat signifikan, mencakup pusing, mual, muntah, gangguan daya ingat, peningkatan detak jantung, kecemasan, kebingungan, nyeri dada, dan sakit kepala.

Pada tingkat yang lebih parah, penggunaan senyawa ini dapat memicu komplikasi serius, seperti tekanan darah tinggi, stroke, kerusakan ginjal dan jantung, kejang, serta adiksi.

Lebih jauh lagi, dampak negatifnya meluas hingga memengaruhi keluarga dan masyarakat, di mana pengguna dapat menunjukkan perilaku kasar dan emosi yang tidak terkendali.

Kondisi ini dapat berujung pada asfiksia, yaitu keadaan fatal di mana tubuh kekurangan oksigen dan mengalami penumpukan karbon dioksida akibat aktivitas menghisap tembakau sintetis tersebut.

Sejarah Penyalahgunaan Ganja Sintetis

Regulasi global telah mengklasifikasikan ganja sintetis, yang termasuk dalam kelompok New Psychoactive Substances (NPS), sebagai narkotika berbahaya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan