Jumat, 3 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Anggota DPR: Ada SPPG MBG Isinya Anak, Istri dan Keponakan

Muazzim mengungkapkan adanya temuan rekrutmen yang sarat praktik nepotisme di salah satu SPPG.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
DAPUR MBG - Petugas menyiapkan paket makanan bergizi yang akan didistribuskan ke salah satu sekolah pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Baleendah Rancamanyar, Jalan Bojongsayang, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/9/2025). Anggota Komisi IX DPR RI, Muazzim Akbar, meminta agar 47 karyawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) program Makan Bergizi Gratis (MBG) dipilih dari kalangan yang profesional dan kompeten. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Muazzim Akbar, meminta agar 47 karyawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) program Makan Bergizi Gratis (MBG) dipilih dari kalangan yang profesional dan kompeten.

Hal ini disampaikan Muazzim dalam rapat kerja bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Baca juga: 338 Kasus Keracunan Massal MBG di Banggai Sulawesi Tengah, Kepala BGN Klaim Akibat Pemasok Ikan

Muazzim mengungkapkan adanya temuan rekrutmen yang sarat praktik nepotisme di salah satu SPPG.

SPPG adalah unit layanan yang dibentuk oleh Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia.

Ia mencontohkan, ada satu unit SPPG yang seluruh karyawannya merupakan keluarga dari pengelola.

"Karena saya lihat juga ada di satu SPPG, dia merekrut anaknya istrinya keponakannya. Jadi yang menjadi karyawan di SPPG itu hanya keluarganya saja," kata Dadan.

Meski demikian, Dadan juga menyoroti adanya praktik baik dalam pengelolaan SPPG

Ia mencontohkan salah satu SPPG yang dikelola koperasi Polri di Bali, yang menurutnya memiliki standar operasional yang baik dan sumber daya manusia yang kompeten.

"Coba tolong dipikirkan juga ya memang kita sepakat untuk tenaga kerja yang kita rekrut itu dari sekitar. Tetapi kalau memang SDM-nya terbatas untuk masak dan dia tidak paham apa-apa itu juga perlu dipikirkan," ujar Dadan.

Baca juga: Guru Sekaligus Orang Tua Sebut Sepiring MBG Adalah Harapan Siswa Kurang Mampu

Muazzim menegaskan pentingnya mempertimbangkan aspek kualitas sumber daya manusia dalam rekrutmen, khususnya untuk memastikan keamanan pangan dalam program MBG.

Ia juga menekankan pentingnya pelatihan bagi seluruh karyawan SPPG, mengingat potensi risiko keracunan makanan jika proses penyajian tidak sesuai standar.

"Kita berharap dari 47 orang itu ada pelatihan. Karena yang namanya memberikan makanan siap saji ini lebih dari sekian jam itu sudah ada potensi keracunan," tegas Dadan.

"Cara kita memasak cara kita menutup dan lain sebagainya juga ada potensi keracunan mungkin ada pelatihan yang diberikan," tambahnya.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved