Senin, 6 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Data Lengkap BGN Kasus Keracunan MBG per 30 September 2025, Pulau Jawa Tembus 4.000 Korban

Berikut ini data lengkap kasus keracunan MBG per 30 September 2025 menurut pemaparan BGN.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
DAPUR MBG - Petugas menyiapkan paket makanan bergizi yang akan didistribuskan ke salah satu sekolah pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Baleendah Rancamanyar, Jalan Bojongsayang, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/9/2025). Dapur SPPG yang melibatkan 47 orang relawan ini beroperasi sejak 25 Agustus 2025 dengan mendistribusikan MBG kelima sekolah, yakni SDN Rancamanyar 2,3 dan 6, SDIT Az-Zahra Rancamanyar, dan SMPN 3 Baleendah. Serta Posyandu B3 yang melayani ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memaparkan data lengkap kasus keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh wilayah Indonesia, per 30 September 2025.

Pemaparan data ini disampaikan Dadan dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

BGN membagi klaster kasus keracunan MBG menjadi tiga wilayah, yakni Wilayah I untuk Pulau Sumatra, Wilayah II untuk Pulau Jawa, dan Wilayah III untuk Indonesia Timur.

Hingga 30 September 2025, total korban keracunan MBG tembus hingga 6.457 orang, menurut data terbaru BGN.

"Kalau dilihat dari sebaran kasus, maka kita lihat bahwa di Wilayah I itu tercatat ada yang mengalami gangguan pencernaan sebanyak 1.307 orang. Wilayah II ini sudah bertambah. Kemudian Wilayah III ada 1.003. Kita catat tanggal per tanggal kejadian ini," urai Dadan, Rabu, dikutip dari YouTube KompasTV.

Berikut rincian data lengkap kasus keracunan MBG di seluruh wilayah Indonesia per 30 September 2025:

Baca juga: Kemungkinan BGN Laporkan Pihak Dapur MBG hingga Sebut Petugas Langgar Prosedur Terkait Keracunan

Jumlah kasus berdasarkan wilayah

  • Wilayah I: 9 kasus, total korban 1.307 orang
  • Wilayah II: 46 kasus, total korban 4.147 orang
  • Wilayah III: 17 kasus, total korban 1.003 orang

Jumlah kasus berdasarkan tanggal kejadian dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)

  • 13 Januari 2025: SPPG Nunukan Selatan, Kalimantan Utara (90 orang)
  • 14 Januari 2025: SPPG Indramayu Sindang Kenanga, Jawa Barat (6 orang)
  • 16 Januari 2025: SPPG Khusus Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (40 orang)
  • 24 Januari 2025: SPPG Kecamatan Ujung Bulu Caile 2, Sulawesi Selatan (4 orang)
  • 27 Januari 2025: SPPG Pangkajene Kepualauan Minasatene, Sulawesi Selatan (7 orang)
  • 19 Februari 2025: SPPG Pandeglang Menes, Jawa Barat (480 orang)
  • 18 Februari 2025: SPPG Empat Lawang Tebing Tinggi Tanjungkupang, Sumatra Selatan (8 orang)
  • 14 April 2025: SPPG Yayasan Al Ibriz Kabupaten Batang, Jawa Tengah (28 orang)
  • 21 April 2025: SPPG Limbangansari Cianjur, Jawa Barat (254 orang)
  • 21 April 2025: SPPG Khusus Karanganyar, Jawa Tengah (9 orang)
  • 23 April 2025: SPPG Sleman 1, DI Yogyakarta (31 orang)
  • 23 April 2025: SPPG Bombana Rumbia, Sulawesi Tenggara (30 orang)
  • 28 April 2025: SPPG Sleman Berbah Sendangtirto, DIY (30 orang)
  • 30 April 2025: SPPG Coblong Kota Bandung, Jawa Barat (320 orang)
  • 1 Mei 2025: SPPG Manggungjaya Tasikmalaya, Jawa Barat (38 orang)
  • 5 Mei 2025: SPPG PALI Talang Ubi Handayani Mulya, Sumsel (172 orang)
  • 6 Mei 2025: SPPG Tanah Sareal Sukadamai Kota Bogor, Jawa Barat (223 orang)
  • 22 Juli 2025: SPPG Kota Kupang Kelapa Lima Oesapa Barat, Nusa Tenggara Timur (140 orang)
  • 23 Juli 2025: SPPG Sumba Barat Daya Kota Tambolaka Rada, NTT (65 orang)
  • 29 Juli 2025: SPPG Cangkringan Sleman, DIY (38 orang)
  • 30 Juli 2025: SPPG Manokwari Manokwari Barat Padami 1, Papua Barat (6 orang)
  • 31 Juli 2025: SPPG Kuningan Cilimus, Jawa Barat (35 orang)
  • 31 Juli 2025: SPPG Kulon Progo Wates, DIY (305 orang)
  • 6 Agustus 2025: SPPG Sukabumi Cilodong, Jawa Barat (15 orang)
  • 12 Agustus 2025: SPPG Sragen Gemolong, Jawa Tengah (196 orang)
  • 13 Agustus 2025: SPPG Sleman Mlati, DIY (157 orang)
  • 14 Agustus 2025: SPPG Karawang Malajaya, Jawa Barat (82 orang)
  • 22 Agustus 2025: SPPG Indramayu Gabuswetan, Jawa Barat (2 orang)
  • 22 Agustus 2025: SPPG Indragiri Hilir Tembilahan Hilir, Riau (28 orang)
  • 26 Agustus 2025: SPPG Sleman Berbah Jogotirto, DIY (137 orang)
  • 26 Agustus 2025: SPPG Tulung Pasik Mataram Baru, Lampung (27 orang)
  • 27 Agustus 2025: SPPG Bengkulu Lebong Sakti Lemeu, Bengkulu (467 orang)
  • 28 Agustus 2025: SPPG Kota Palu Palu Selatan Tatura Utara, Sulawesi Tengah (20 orang)
  • 29 Agustus 2025: SPPG Kalibata, Jakarta Selatan (3 orang)
  • 29 Agustus 2025: SPPG Sukabumi, Lampung (503 orang)
  • 2 September 2025: SPPG Serang, Banten (6 orang)
  • 2 September 2025: SPPG Menang Raya Pedamaran, Ogan Komering Ilir, Sumsel (76 orang)
  • 3 September 2025: SPPG Lombok Tengah Pringgarata Murbaya, Nusa Tenggara Barat (9 orang)
  • 8 September 2025: SPPG Khusus Koja, Jakarta Utara (14 orang)
  • 9 September 2025: SPPG Pamekasan Tiakan Madura, Jawa Timur (8 orang)
  • 11 September 2025: SPPG Wonogiri Wonokarto, Jawa Tengah (131 orang)
  • 13 September 2025: SPPG Kota Tangsel Setu Bakti Jaya 2, Banten (12 orang)
  • 17 September 2025: SPPG Garut, Kadunggora, Kabupaten Garut, Jawa Barat (30 orang)
  • 17 September 2025: SPPG Jatis Lamongan, Jawa Timur (14 orang)
  • 17 September 2025: SPPG Sumbawa Empang Bungaeja 2, NTB (106 orang)
  • 17 September 2025: SPPG Banggai Kepulauan Tingangkung, Sulteng (338 orang)
  • 18 September 2025: SPPG Sumbawa Empang Bungaeja 2, NTB (120 orang)
  • 19 September 2025: SPPG Segerwaras Sukoharjo, Jawa Tengah (15 orang)
  • 22 September 2025: SPPG Bulungan Tanjung Selor Hilir, Kalimantan Utara (2 orang)
  • 22 September 2025: SPPG Sleman Gamping Nogotirto, DIY (9 orang)
  • 22 September 2025: SPPG Makmur Jaya Cipongkor Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (411 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Maju Jaya CIpongkor Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (248 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Mekar Mukti Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (63 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Palang Gesikharjo Tuban, Jawa Timur (6 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Cipayung Munjul, Jakarta Timur (62 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Sukabumi Palabuhanratu Citepus, Jawa Barat (32 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Kota Batu Batu Sisir, Jawa Timur (18 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Bojonegoro Campurejo, Jawa Timur (7 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Rembang, Jawa Tengah (188 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Parigi Moutong Taopa Nunurantai, Sulteng (2 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Kota Kupang Oebobo Liliba, NTT (11 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Lombok Barat, NTB (26 orang)
  • 24 September 2025: SPPG Mamuju, Sulawesi Barat (27 orang)
  • 25 September 2025: SPPG Dauwan Kaler Subang, Jawa Barat (9 orang)
  • 25 September 2025: SPPG Jatimekar Situraja 1 Sumedang, Jawa Barat (9 orang)
  • 25 September 2025: SPPG Manyways Catering Palabuan Majalengka, Jawa Barat (45 orang)
  • 25 September 2025: SPPG Kebumen Petanahan, Jawa Tengah (101 orang)
  • 25 September 2025: SPPG Karimun Sungai Lakam Timur 1, Riau (14 orang)
  • 25 September 2025: SPPG Kota Palembang, Kalidoni, Sumsel (12 orang)
  • 26 September 2025: SPPG Cihampelas Bandung, Jawa Barat (195 orang)
  • 26 September 2025: SPPG Cihampelas Pasar Rebo Bandung, Jawa Barat (15 orang)

Total korban keracunan MBG 6.457 orang

Perpres MBG sedang Ditandatangani

Terkait maraknya kasus keracunan MBG, Dadan Hindayana mengatakan Presiden Prabowo Subianto sedang menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) mengenai tata kelola MBG.

Dadan menyebut Perpres itu diterbitkan untuk memperkuat pelaksanaan program MBG secara menyeluruh.

"Dan kemudian sekarang ini sedang diselesaikan terkait Perpres tata kelola makan bergizi yang mudah-mudahan minggu ini sudah ditandatangani oleh Bapak Presiden," ungkap Dadan.

"Karena ini dukungan terhadap program makan bergizi sudah sangat urgen dilakukan tidak hanya masalah keamanan sanitasi, higienis, penanganan korban, tetapi juga kebutuhan rantai pasok yang semakin besar," imbuhnya.

Tak hanya Perpres, BGN, ungkap Dadan, juga sedang menyiapkan lembaga khusus untuk memberikan sertifikasi keamanan pangan.

Nantinya, jika lembaga itu berdiri, SPPG akan memiliki dua sertifikat, yaitu sertifikasi higienis Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dari Kementerian atau Dinas Kesehatan, serta sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) dari lembaga independen itu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved