Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Dokter Tan Bongkar Borok MBG, Sebut Ahli Gizinya Baru Lulus: Mereka Tak Tahu Saat Ditanya HACCP

Dokter Tan mengatakan, fakta terkait Ahli Gizi MBG yang statusnya baru lulus itu diketahui saat senior-seniornya mengecek langsung ke SPPG.

Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar YouTube TV Parlemen
AHLI GIZI MBG - Dokter Gizi, Tan Shot Yen saat audiensi bersama Komisi IX DPR RI terkait program MBG, Senin (22/9/2025). Dokter Tan mengatakan, fakta terkait Ahli Gizi MBG yang statusnya baru lulus itu diketahui saat senior-seniornya mengecek langsung ke SPPG. 

TRIBUNNEWS.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belakangan ini mendapatkan sorotan tajam karena lonjakan kasus keracunan.

Sejumlah masyarakat pun mendesak pemerintah agar menghentikan sementara program Presiden Prabowo Subianto itu.

Banyak pihak yang mempertanyakan mengenai pengawasan dan tata kelola Badan Gizi Nasional (BGN) dalam MBG.

Termasuk keterlibatan ahli gizi untuk memastikan peningkatan status gizi peserta didik, melalui penyediaan makanan bergizi yang disesuaikan dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.

Namun, fakta baru justru terungkap. Ahli gizi dalam program MBG disebut masih fresh graduate atau baru lulus kuliah.

Hal ini disampaikan Dokter gizi sekaligus aktivis media sosial, Tan Shot Yen saat menghadiri rapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (22/9/2025). Adapun komisi IX membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan jaminan.

Fakta ahli gizi MBG yang statusnya baru lulus itu diketahui saat senior-seniornya mengecek langsung ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Banyak masyarakat menanyakan, 'Dok, emang di SPPG nggak ada ahli gizi?' Ada, tapi setelah teman-teman kami yang lebih senior datang ke SPPG, Ya Allah ahli gizinya baru lulus," ungkapnya.

Bahkan, kata dr Tan, para ahli gizi MBG yang baru lulus itu tidak tahu soal Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) saat ditanya.

HACCP merupakan sistem manajemen keamanan pangan berbasis ilmiah dan pencegahan, yang mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya keamanan pangan melalui penetapan titik kendali kritis dalam setiap tahap proses produksi. 

Sistem ini berfokus pada pencegahan kontaminasi untuk menjamin keamanan produk pangan bagi konsumen dan meningkatkan kepercayaan pasar. 

Ia mengatakan, para ahli gizi yang baru lulus itu tidak tahu tentang HACPP karena belum memiliki banyak pengalaman atau jam terbang tinggi.

"Dan lebih lucu lagi, mereka nggak ngerti kalau ditanya apa itu HACCP, 'hah? HACCP hewan apa itu?' Loh ya ahli gizi ora ngerti (tidak tahu), ya emang jam terbangnya masih kurang. HACCP mereka nggak ngerti ya," paparnya.

Baca juga: Beda Data Kasus Keracunan MBG: Istana Sebut 5.000 Korban, JPPI Temukan 6.452 Siswa

Selain tak tahu soal HACCP, dr Tan juga menyebut ahli gizi itu tidak paham dengan Ultra-Processed Food (UPF).

UPF merupakan makanan Ultra-Olah yang telah melalui proses industri panjang dan mengandung banyak bahan tambahan sintetik, seperti pewarna, perasa, dan pengemulsi, serta memiliki kandungan gula, garam, dan lemak tidak sehat yang tinggi. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan