Dugaan Korupsi Kuota Haji
Menteri Haji: Kemenhaj Harus Bersih & Akuntabel, Tidak Boleh Ada Permainan dalam Urusan Haji
Gus Irfan mengatakan Kemenhaj harus merefleksi pelaksanaan haji sebelumnya sebagai langkah pembersihan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Haji dan Umrah, Mochamad Irfan Yusuf atau Gus Irfan, menekankan tak ada toleransi terkait praktik korupsi, manipulasi data, maupun pungutan liar dalam penyelenggaraan haji.
Gus Irfan mengatakan Kemenhaj harus merefleksi pelaksanaan haji sebelumnya sebagai langkah pembersihan.
Baca juga: KPK Tak Kunjung Tetapkan Tersangka Korupsi Kuota Haji, Ada Intervensi dari Istana?
"Kita boleh berkaca dari apa yang terjadi sebelumnya untuk introspeksi. Namun ke depan, Kemenhaj harus bersih, akuntabel, dan transparan. Tidak boleh ada permainan dalam urusan haji," kata Gus Irfan melalui keterangan tertulis, Kamis (25/9/2025).
Hal tersebut diungkapkan Gus Irfan pada pembukaan Rapat Konsolidasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah di Jakarta.
"Ini bagian dari mewujudkan harapan Presiden agar penyelenggaraan haji benar-benar bersih dan penuh tanggung jawab," tambahnya.
Dia juga mengingatkan besarnya perputaran dana dalam penyelenggaraan haji yang mencapai hampir Rp 20 triliun.
Sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara amanah, akuntabel, dan transparan.
Gus Irfan menekankan bahwa Kemenhaj tidak boleh hanya menjadi formalitas, melainkan harus menghadirkan kinerja nyata yang berorientasi pada target.
"Kalau sekadar sama saja, tentu tidak ada gunanya, apalagi kalau lebih buruk. Kita wajib membuktikan bahwa Kemenhaj tidak salah dibentuk. Kemenhaj harus menjadi wajah baru yang berintegritas, profesional, dan berorientasi target," kata Gus Irfan.
Terkait peran Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), Gus Irfan menegaskan pentingnya fungsi pembinaan jemaah agar lebih optimal, tulus, bersih, dan profesional.
Selain itu, Gus Irfan juga menyoroti isu kesehatan jemaah haji, khususnya terkait istithaah kesehatan, yang menjadi perhatian pada penyelenggaraan haji 2025.
Penyelenggaraan haji, menurut Gus Irfan, bukan semata urusan ibadah, melainkan juga bagian dari pembangunan peradaban bangsa.
"Kita ingin jemaah haji pulang ke tanah air dengan kecintaan yang lebih besar kepada negaranya. Haji harus menjadi jalan membangun keadaban dan peradaban bangsa," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.