Jumat, 3 Oktober 2025

Yusron Ihza Mahendra Luruskan Sejarah G30S: Episode Penggulingan Bung Karno dan Pembunuhan Kennedy

Yusron  membeberkan jika novel yang dikarangnya ini akan menarik untuk dibaca oleh semua kalangan.

|
Foto Tangkapan Layar
WAWANCARA KHUSUS - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra (kiri) wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews.com di Palmerah, Jakarta, Kamis (2/10/2025). /Youtube: Tribunnews.com 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra menyebut peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S bukanlah peristiwa tunggal yang terjadi begitu saja.

Namun bagian dari rangkaian upaya besar menjatuhkan Presiden Pertama RI Sukarno atau Bung Karno.

Bahkan, Yusron mengatakan adanya keterlibatan asing dalam upaya penggulingan Bung Karno dengan ‘menebeng’ peristiwa G30S.

Hal itu disampaikan Yusron saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Kamis (2/10/2025).

“Saya ingin mengatakan bahwa latar belakangnya itu dulu sejak tahun 1965 sampai tahun 1998, kita itu kan dipatok harus berbicara mengikuti kebenaran tunggal versi pemerintah, siapa yang pernah ngomong di luar itu kan. Saya melihatnya ini bukan peristiwa tunggal,” kata Yusron.

Yusron  membeberkan jika novel yang dikarangnya ini akan menarik untuk dibaca oleh semua kalangan.

Pasalnya dia merangkai peristiwa demi peristiwa dengan data yang benar, menjadi sebuah novel.

Adapun, tiga novel yang telah diluncurkannya yakni "Irian Barat: Bayang-Bayang Intrik Global di Balik Misteri Pembunuhan Kennedy" ; "Nyanyian Bisu dalam Orkestra Bayang-Bayang," dan “Nyanyian Bangsa Cacing: Dalam Orkestra Dusta"

Yusron menegaskan bahwa novel yang ditulis bukan sekadar karya fiksi, melainkan dilandasi riset sejarah yang mendalam.

Bahkan, dia melampirkan daftar pustaka sebagai penguat dalam bukunya, dan bukan sembarang mengarang.

Berikut petikan wawancara dengan Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra;

Tanya: Pak Yusron saya melihat buku ini 1500 halaman itu saya tidak bisa membayangkan nulisnya itu bagaimana

Saya pernah 10 tahun menjadi wartawan kompas di Tokyo. Jadi tulis-menulis boleh katakan cukup familiar dengan diri saya. Tapi menulis novel itu menurut saya itu adalah pekerjaan yang paling sulit karena membutuhkan kadangnya imajinasi. tapi saya tidak menyerah karena prinsipnya saya pikir manusia itu kalau kita mau belajar pasti bisa lah.Minimal untuk bidang-bidang yang berdekatan dengan apa yang kita kuasai.

Saya menulis lama sekali untuk novel yang pertama itu Irian Barat bayang-bayang intrik global di balik misteri pembunuhan Kennedy.Tidak tahu berapa tahunnya itu sudah tulis salah buang sudah lupa mulai lagi, membutuhkan waktu yang cukup lama sekian tahun tetapi pas novel Irian Barat itu selesai jebol satu isinya, yang dua ini ngalir saya menyelesaikan yang dua ini mungkin dalam waktu 6 atau 7 bulan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved