Profil Gus Yahya, Ketum PBNU yang Minta Maaf karena Undang Akademisi Pro-Israel Peter Berkowitz
Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta maaf karena telah mengundang Peter Berkowitz, akademisi pro-Israel.
Saat ini, Berkowitz tercatat sebagai rekan senior Tad and Dianne Taube di Hoover Institution, Universitas Stanford.
Tad dan Dianne Taube adalah pasangan suami istri. Mereka merupakan pendukung Jewish Family and Children's Service (JCFS) sejak lama.
Pada 2019-2021, Berkowitz menjabat sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri hingga penasihat senior bagi Menteri Luar Negeri.
Pada 2017, ia menjadi kolumnis untuk Real Clear Politics.
Pada tahun yang sama, Berkowitz tercatat bergabung sebagai anggota American Academy of Sciences & Letters.
Ia juga meraih penghargaan Bradley Prize pada tahun yang sama.
Bradley Prize adalah penghargaan bergengsi dari Lynde and Harry Bradley Foundation yang diberikan kepada individu-individu yang telah memberikan kontribusi luar biasa dan memiliki pengaruh di bidang-bidang yang sejalan dengan misi yayasan, seperti pemikiran konservatif dan prinsip-prinsip demokrasi Amerika
Baru-baru ini, Berkowitz menulis Explaining Israel: The Jewish State, The Middle East, and America lewat penerbit RealClear Publishing.
Dikutip dari hoover.org, buku itu membahas Israel dengan melaporkan perisitiwa, mengkaji gagasan, dan menempatkan keduanya dalam konteks geopolitik yang lebih luas.
Salah satu yang turut dibahas adalah invasi Hamas pada 7 Oktober 2023, yang kemudian berujung pada balasan hingga genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Sebelumnya, pada 2012, Berkowitz juga menerbitkan buku berjudul Israel and the Struggle over the International Laws of War.
Lewat buku itu, Berkowitz membela Israel atas berbagai kritik hukum internasional, seperti Goldstone Report dan insiden flotila Gaza.
Goldstone Report adalah buku yang berisikan hasil investigasi oleh Richard Goldstone dan timnya, berdasarkan mandat Ketua Dewan HAM PBB, atas pelanggaran-pelanggaran hukum internasional dan hukum humaniter terhadap Palestina.
Sementara, insiden flotila Gaza adalah serangan terhadap armada Gaza di perairan internasional Laut Mediterania oleh Israel pada 31 Mei 2010.
(Tribunnews/Febri/Pravitri/Devi Rahma Syafira/Kompas.com/Firda Janati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.