Profil Gus Yahya, Ketum PBNU yang Minta Maaf karena Undang Akademisi Pro-Israel Peter Berkowitz
Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta maaf karena telah mengundang Peter Berkowitz, akademisi pro-Israel.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta maaf karena telah mengundang Peter Berkowitz.
Peter Berkowitz yang dikenal sebagai akademisi pro-Zionisme dan pro-Israel itu diundang sebagai pemateri acara Akademi Kepemimpinan Nasional yang digelar PBNU tanggal 15 Agustus 2025.
Yahya mengaku PBNU khilaf karena mengundang Berkowitz tanpa terlebih dulu mencermati latar belakang.
"Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang narasumber," kata Yahya dikutip dari Kompas.com, Kamis, (28/8/2025).
Lalu, dia menyebut PBNU tidak pernah mengubah sikap dalam mendukung perjuangan Palestina.
"PBNU mengajak semua pihak dan aktor internasional untuk bekerja keras menghentikan genosida di Gaza dan mengusahakan terciptanya perdamaian," katanya.
Profil Gus Yahya
Gus Yahya lahir di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada 16 Februari 1966. Dia adalah putra K.H. Cholil Bisri atau kakak K.H. Ahmad Mustofa Bisri.
Pendidikannya dimulai di Pondok pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang. Lalu, dia berkuliah di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Gus Yahya adalah anak pertama dari delapan saudara. Salah satu adiknya, Gus Yaqut Cholill Qoumas, pernah menjadi Menteri Agama periode 2020-2024.
Tokoh NU itu aktif menjadi pembicara di dalam maupun luar negeri dalam upaya mengusung perdamaian.
Baca juga: Gus Yahya Nilai Sikap Prabowo soal Israel dan Palestina Tetap Sama: Beliau Konsisten
Dilansir setkab.go.id, Gus Yahya pernah dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2018-2019 pada 31 Mei 2021.
Setelah dilantik sebagai anggota Wantimpres, Gus Yahya mengatakan menjadi kewajiban dirinya untuk menerima permintaan dari presiden untuk bergabung dalam Dewan Pertimbangan Presiden.
Gus Yahya pernah mengundang atensi publik ketika menghadiri undrangan acara dari American Jewish Committee (AJC) dan berpidato tentang resolusi konflik keagamaan di sana.
Selain itu, ia terlibat secara pemikiran dalam penyusunan naskah deklarasi ISOMIL Nahdlatul Ulama (2016), deklarasi forum persatuan global (2016), deklarasi Ansor gerakan pemuda pada kemanusiaan Islam (2017), dan yang terakhir Manifesto Nusantara (2018).
Gus Yahya juga dikenal karena melanjutkan hal yang sering dilakukan oleh Gus Dur dengan melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh atau acara komunitas Yahudi untuk perdamaian Israel-Palestina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.