BP Haji Bakal Terapkan Manasik Kesehatan untuk Turunkan Angka Kematian Jemaah
Pemerintah berupaya untuk mengurangi angka kematian jemaah Indonesia pada pelaksanaan haji tahun 2026 mendatang.
"Rekomendasi lainnya adalah pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantus niruri yang dikombinasi dengan multivitamin dianjurkan setiap hari sejak dari Tanah Air untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi risiko infeksi yang meningkat pada kerumunan," kata Prof. Dr. Muchtaruddin Mansyur.
Baca juga: Rapat RUU Haji Digelar Tertutup, DPR: Ada Hal-Hal Krusial Dibahas
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R, MARS, AIFO-K menambahkan vaksin influenza efektif digunakan sekitar satu bulan sebelum keberangkatan jemaah haji.
Sementara penggunaan imunomodulator sebaiknya sudah secara rutin digunakan 3 bulan sebelum keberangkatan untuk memperkuat daya tahan tubuh.
"Kalau yang berkaitan dengan di lapangan kan pasti viral infectious itu selalu ada. Sehingga kasus-kasus modifikasi daripada virus-virus yang baru itu pasti muncul. Entah itu COVID, entah itu yang pneumonia itu akan menjadi isu-isu yang selalu ada setiap tahun. Karena mass gathering itu infectious," kata dr Syarief.
Selain itu, terdapat pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantusniruri yang dikombinasi dengan multivitamin yang dianjurkan setiap hari sejak dari tanah air untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi risiko infeksi yang meningkat pada kerumunan.
"Perlu ada stimulasi, perlu ada doping untuk meningkatkan imunomodulator supaya nantinya bisa daya tahan kardiovaskuler lebih bagus," katanya.
Dalam acara ini, sejumlah ahli kesehatan membahas tentang upaya pemeliharaan kesehatan para jemaah haji secara holistik.
(Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.