Beras Oplosan
Skandal Beras! 212 Merek Bermasalah, Pedagang Cipinang Oplos Premium dengan Raskin dan Menir
Satu dari beberapa pekerja bertugas menjahit karung beras ukuran 5 kilogram yang sudah diisi beras, sementara beberapa pekerja mengangkut karung-karun
Laporan khusus tim Tribunnews.com
TRIBUNNES.COM, JAKARTA - Peredaran beras bermasalah makin meresahkan. Investigasi Kementerian Pertanian mengungkap 212 merek beras yang tidak memenuhi standar mutu nasional. Di sisi lain, sejumlah pedagang di Pasar Induk Cipinang secara terbuka mengaku mengoplos beras—bahkan mencampur menir dan beras rusak demi memenuhi permintaan konsumen dan pesanan politisi.
Lebih dari 200 merek beras dinyatakan tak layak konsumsi. Temuan ini bukan isapan jempol.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman secara tegas menyebut, “Banyak beras yang tidak sesuai dengan standar mutu nasional, ini sangat merugikan masyarakat.”
Investigasi yang dilakukan Tribunnews menelusuri lebih jauh ke jantung distribusi beras Indonesia yakni Pasar Induk Cipinang, dan dua titik lainnya di Jakarta.
Hasilnya, sejumlah pedagang mengakui praktik oplosan secara terbuka—mencampur beras premium dengan menir, beras rusak, bahkan raskin—demi menyesuaikan harga pesanan, termasuk dari kalangan politisi.
Baca juga: Satgas Pangan Panggil 212 Produsen Merek Beras Diduga Langgar Aturan: Mafia Tak Boleh Dibiarkan
Kemasan cantik tak lagi menjamin kualitas, dan konsumen nyaris tak punya perlindungan.
Di tengah lemahnya pengawasan dan celah regulasi, sistem pangan nasional kini dihadapkan pada krisis kepercayaan.
Berikut investigasi Tribunnews.com.
Pengakuan Pedagang Cipinang, Oplos Beras Pakai Menir Sesuaikan Bujet Konsumen
Pada Rabu (25/6/2025) pukul 11.13 WIB, Tribunnews.com memantau langsung aktivitas mencurigakan di depan Toko Beras MB, Blok L, Pasar Induk Beras Cipinang.
Tampak lima pekerja terlihat sibuk mengemas puluhan kilogram beras yang digundukkan ke dalam karung-karung ukuran lima kilogram.
Satu dari beberapa pekerja bertugas menjahit karung beras ukuran 5 kilogram yang sudah diisi beras, sementara beberapa pekerja mengangkut karung-karung yang sudah selesai diisi dan dijahit menuju ke dalam toko untuk disimpan sebelum dikirim ke lokasi yang telah dipesan konsumen.
Pemilik toko beras MB, Jefry, -nama samaran, mengungkapkan beras-beras yang sedang dikemas ke dalam karung ukuran 5 kilogram itu merupakan pesanan dari seorang anggota DPRD DKI Jakarta, dari salah satu partai politik terbesar.
Total, dirinya menerima pesanan 10 ton beras dari anggota DPRD tersebut. Beras tersebut dikemas dalam 2.000 karung berukuran 5 kilogram dan rencananya akan dibagikan sebagai paket sembako di kawasan Pluit, Jakarta Utara.
“Ini (beras) sudah diaduk semua, di-mix di situ beras medium dengan medium semua. Kan yang medium juga jenisnya bervariasi,” ujarnya sembari menunjukkan jenis-jenis beras yang ia miliki—mulai dari premium, medium, patahan (siping), hingga menir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.