Senin, 29 September 2025

Beras Oplosan

Mendag Budi Santoso Klaim Persoalan Beras Oplosan di Masyarakat Sudah Selesai

Sejumlah pedagang mengeluhkan penurunan penjualan antara 20–50 persen sejak isu beras oplosan mencuat di publik.

Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews.com
BERAS OPLOSAN- Menteri Perdagangan Budi Santoso. Sejumlah pedagang mengeluhkan penurunan penjualan antara 20–50 persen sejak isu beras oplosan mencuat di publik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengklaim persoalan beras oplosan kini sudah selesai.

Beras oplosan adalah beras yang dicampur dari berbagai jenis atau kualitas, namun dijual dengan label dan harga yang tidak sesuai dengan mutu sebenarnya.

Praktik ini menjadi sorotan nasional karena merugikan konsumen dan menimbulkan keresahan di pasar beras.

Baca juga: Kasus Beras Oplosan Terungkap, Pedagang Dapat Berkah dan Mengalami Peningkatan Penjualan

Menurut Budi, sudah tidak ada masalah terkait dengan beras oplosan lagi.

Pekan lalu, Satuan Tugas Pangan Polri yang berada di bawah Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri telah menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus pengoplosan beras premium.

"Sudah enggak ada masalah, sudah tertangani dengan baik," kata Budi ketika ditemui di Balai Kartini, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (12/8/2025).

Setelah memberi jawaban yang singkat itu, Budi langsung meninggalkan awak media dengan mobilnya yang berwarna hitam.

Sebelumnya, Anggota Ombudsman Republik Indonesia Yeka Hendra Fatika melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Senin (11/8/2025).

Sidak itu dilakukan untuk memantau kondisi perdagangan beras di tengah polemik beras ‘oplosan’ yang belakangan ramai diperbincangkan.

Dari hasil tinjauan lapangan, Ombudsman RI menemukan adanya penurunan signifikan omzet pedagang beras di PIBC.

Yeka mengungkapkan, sejumlah pedagang mengeluhkan penurunan penjualan antara 20–50 persen sejak isu beras oplosan mencuat di publik.

“Dari keterangan pedagang, misalnya mereka biasanya menjual 15-20 ton beras perhari, namun saat ini hanya 6-10 ton beras perhari,” kata Yeka dalam keterangan tertulis.

Senada, berdasarkan data Pengelola Pasar Induk Beras Cipinang, perbandingan in-out beras di PIBC antara periode 1-10 Juli 2025 dan 1-10 Agustus 2025 terjadi penurunan beras yang masuk 22,97 persen dan yang keluar 20,84 persen.

Dari sisi harga, Ombudsman RI menemukan terjadi kenaikan harga beras di PIBC.

Harga jual termurah Rp 13.150 per kg dan harga termahal Rp 14.760 per kg. Rata-rata kenaikan harga beras sebesar Rp 200 pada 2 minggu terakhir.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan