Usia yang Tepat Tes Minat Bakat Anak, Jangan Terlalu Dini! Ini Kata Psikolog
Banyak orang tua ingin mengetahui sejak dini minat dan bakat anaknya. Bahkan tes dilakukan saat anak masih balita. Tapi itu tidak tepat.
Malahan, ada risiko anak terjebak pada label yang diberikan terlalu awal.
“Takutnya itu malah jadi kita khawatirnya terlalu dini melakukan tes minat bakat ya. Untuk anak itu jatuhnya kemudian itu menjadi kita tanpa kita sadari sebagai orang tua kita melabel anak ke situ,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, jika anak usia dua tahun hasil tesnya menunjukkan potensi sebagai penulis, orang tua bisa saja langsung menetapkan anak harus jadi penulis.
Padahal, di masa tumbuh kembang, minat anak bisa berubah-ubah sesuai lingkungan dan pengalaman.
“Minatnya sih yang masuk ke dia, kemudian ketertarikan hal lain yang dia serap. Tapi kemudian karena sudah terdoktrin dari orang tuanya kata tes yang kemarin itu, kamu tuh jadi penulis gitu, kemudian itu takutnya menjadi labeling anak yang kemudian mengkotak-kotakkan .anak,” ujarnya.
Alih-alih mengarahkan anak sejak kecil ke satu bidang tertentu, Arida lebih menyarankan orang tua untuk memperkenalkan berbagai jenis profesi dan aktivitas secara luas.
“Perkenalkan saja dengan banyak minat, banyak profesi, banyak pekerjaan. Sehingga dia kaya di dalam wawasannya, itu dia sudah punya bekal informasi,” katanya.
Dengan demikian, ketika anak menginjak usia remaja dan mulai harus menentukan arah karier atau pendidikan, ia sudah memiliki banyak referensi.
Informasi yang didapat sejak kecil akan membantu membentuk passion dan pilihan masa depan anak.
“Jadi itu membuat dia lebih mudah untuk membangun passion-nya: Aku mau ngapain? Aku ingin apa?” ujar Arida.
Ia juga mengingatkan agar orang tua tidak membatasi anak dengan ekspektasi yang terlalu kaku.
Anak-anak pada dasarnya masih mengeksplorasi banyak hal dan minat mereka pun bisa berubah seiring waktu.
Arida menyarankan agar orang tua tidak langsung menertawakan atau menolak keinginan anak.
Sebaliknya, ajak mereka berdiskusi dan berikan pengalaman langsung agar anak bisa memahami dunia kerja yang sebenarnya.
“Kalau perlu kita ajak anak sesekali ke tempat ketika kita bekerja. Ini loh kerjaan mama seperti ini, kerjaan papa seperti itu. Jadi ngerti asiknya di mana, nggak asiknya di mana,” pungkasnya.
Jadi, para orang tua, sebaiknya tunggu hingga anak menginjak usia remaja sebelum melakukan tes minat bakat secara serius.
Sebelum itu, berikan anak kesempatan luas untuk mengenal berbagai profesi dan bidang kehidupan agar ia bisa tumbuh dengan perspektif yang kaya dan pilihan yang matang.
Atalia Praratya Serukan Penguatan Perlindungan Anak Pasca Kasus Kekerasan AMK |
![]() |
---|
Doa Nabi Ibrahim untuk Anak Saleh dan Istri yang Menyenangkan Hati |
![]() |
---|
Cara Widi Mulia Temukan Bakat Seni Dru, Widuri dan Den Bagus |
![]() |
---|
Viral Guru Injak Siswa saat Tidur di Kelas, Kak Seto: Guru Mengajar Bukan Menghajar |
![]() |
---|
Efek Flexing pada Mental Anak Muda Menurut Psikolog, Sulit Bersyukur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.