Kamis, 2 Oktober 2025

Polemik Mutasi Letjen Kunto Seret 'Geng Solo', Ini Jenderal-jenderal yang Dulu di Lingkaran Jokowi

Isu soal Geng Solo kembali menyeruak setelah batalnya mutasi Letjen TNI Kunto Arief baru-baru ini. Siapa saja jenderal yang kerap dikaitkan dengan itu

Kolase Tribunnews/Wikipedia
GENG SOLO - Sejumlah perwira tinggi TNI kerap dikaitkan dengan istilah "Geng Solo" karena pernah bertugas di lingkaran Jokowi. (Kiri ke Kanan): Mayjen TNI Deddy Suryadi, Mayjen TNI Rudi Saladin, dan Mayjen TNI Achiruddin. 

Orang nomor satu di TNI AU ini juga menjadi ajudan Presiden Jokowi pada 2014.

Setelahnya, karier Tonny melesat dengan menduduki sejumlah jabatan strategis.

Mulai dari Komandan Lanud Halim Perdanakusuma pada 2018-2020 dan Staf Khusus KSAU pada 2020.

Ia kemudian menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) pada 2020 hingga 2022, Komandan Kodiklatau pada 2022, Panglima Koopsudnas pada 2022-2023, dan Panglima Kogabwilhan II pada 2023.

Selain lima nama di atas, masih terdapat sejumlah nama lain seperti Mantan Panglima TNI Marsekal Purn Hadi Tjahjanto, Letjen Widi Prasetijono, Pangdam Jaya Mayjen TNI Rafael Granada, dan lainnya.

Pengamat: Ada Matahari Kembar

Pengamat Militer sekaligus Ketua Badan Pengurus Centra Initiative, Al Araf menyinggung adanya matahari kembar menyikapi batalnya mutasi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) I Letjen TNI Kunto Arief Wibowo.

Dimana, sebelumnya Letjen Kunto dimutasi sebagai Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Namun, mutasi itu di batalkan.

“Ada potensi matahari kembar dalam isu ini,” kata Al Araf saat dihubungi, Senin (5/5/2025).

Al Araf berpandangan, keputusan awal memutasi perwira tinggi yang kemudian dibatalkan itu diduga dipengaruhi oleh pemimpin Indonesia terdahulu.

Lalu, Presiden RI Prabowo Subianto sebagai panglima tertinggi mengambil sikap lain.

“Sulit disangkal jika persoalan ini tidak ada campur tangan otoritas sipil (presiden) maupun orang yang memiliki power lainnya di masa lalu,” tegasnya.

Selain itu, Al Araf menilai, fenomena batalnya mutasi itu memperlihatkan telah terjadinya kontrol sipil subjektif atau dengan kata lain terjadi politisasi TNI.

Di mana, otoritas sipil terlalu jauh mencampuri urusan internal militer. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved