Kamis, 2 Oktober 2025

Mentrans Iftitah Bakal Perluas Program Pengiriman Transmigran ke Jepang

Saat ini sudah ada lebih dari 100 warga transmigran yang bekerja di Jepang pada berbagai sektor dengan gaji Rp 25-55 juta per bulan

Istimewa
TRANSMIGRASI KE JEPANG-Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara. Saat ini sudah ada lebih dari 100 warga transmigran yang bekerja di Jepang pada berbagai sektor dengan gaji Rp 25-55 juta per bulan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan bahwa Kementeriannya akan memperluas kesempatan bagi warga transmigran di Indonesia untuk bekerja di luar negeri, khususnya di Jepang.

Menurutnya, sudah ada lebih dari 100 warga transmigran yang bekerja di Jepang pada berbagai sektor dengan gaji Rp 25-55 juta per bulan.

Iftitah sendiri telah bertemu Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Osaka, Jepang 28 September lalu.

"Kami ingin para transmigran itu nanti belajar ke Jepang, melakukan pemagangan, ada beberapa skema, ada yang 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun atau bahkan 10 tahun untuk kemudian mereka nanti diberdayakan, balik lagi ke kawasan transmigrasi," katanya, Selasa, (30/9/2025).

Baca juga: Mentrans Kenalkan 154 Kawasan Transmigrasi Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru RI di Osaka Expo

Menurutnya,  Kementerian Transmigrasi memberikan dukungan penuh kepada para transmigran lainnya yang ingin belajar dan magang ke Jepang. Tujuannya agar mereka memiliki pengalaman untuk mengembangkan kawasan transmigrasi begitu kembali ke Tanah Air.

"Sehingga ketika dunia industri sudah settle masuk ke kawasan transmigrasi, mereka juga bisa terserap oleh lapangan kerja yang disediakan oleh industri karena sudah memiliki pengalaman tambahan, wawasan. Kemudian networking-nya juga sudah lebih luas, skill dan pengetahuannya juga sudah cukup tinggi," kata Mentrans.

Di sisi lain, Mentras menyebut Jepang membutuhkan tenaga kerja hingga 40 ribu orang dari Indonesia. Hanya saja terpenuhi 25 ribu tenaga kerja asal Indonesia yang bekerja di 24 sektor Negeri Sakura tersebut seperti pertanian, kelautan, konstruksi dan perawatan.

"Dan yang lebih menarik dan membahagiakan kita saat ini adalah bahwa ternyata mereka, masyarakat Jepang sangat nge-value (menilai) tenaga kerja di Indonesia karena keramah tamahannya, hospitality-nya. Bahkan kita dianggap nomor satu di antara bangsa-bangsa yang lain sebagai tenaga kerja yang hadir di Jepang," katanya.

Menteri Iftitah mengatakan Jepang membutuhkan banyak lahan untuk pertanian dan hasil laut. Mereka pun menawarkan agar para transmigran magang di Jepang selama 3-5 tahun.

"Jadi transmigran itu dimagangkan di Jepang, dikenalkan dengan teknologi yang cukup baik, baik di bidang pertanian maupun perikanan dan kelautan. Kemudian tenaga kerja ini nanti bekerja untuk perusahaan Jepang yang akan investasi di Indonesia. Nah ini juga yang akan cukup menarik sehingga mereka katakan bahwa nanti sudah terbiasa dengan sistem dan mekanisasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Jepang," katanya.

"Jadi kita bisa dapat double benefit. Satu benefit skill yang betul-betul nanti terlatih dari teknologi dan sistem kerja budaya Jepang. Yang kedua adalah investor yang nanti akan berinvestasi di Indonesia di kawasan transmigrasi. Itu kira-kira pembicaraan yang kami lakukan. Sebagai langkah konkret, insya Allah bulan Oktober mereka akan datang ke Indonesia untuk kita melakukan (penandatanganan) nota kesepahaman," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved