Senin, 29 September 2025

Pergantian Kapolri

Pengamat Bambang Rukminto: Siapapun Pengganti Kapolri Harus Siap Jalankan Reformasi Polri

Pengamat kepolisian Bambang Rukminto berpandangan calon Kapolri yang baru harus berkomitmen penuh menjalankan Reformasi Polri.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Adi Suhendi
Dok Polri
KAPOLRI - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara korps raport kenaikan pangkat untuk 13 perwira tinggi (pati) Polri di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/11/2023). Baru-baru ini bergulir isu Kapolri akan diganti. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah nama jenderal bintang tiga Polri atau berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) menyeruak sebagai pengganti Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang kabarnya bakal diganti  Presiden Prabowo Subianto.

Sedikitnya empat jenderal bintang tiga Polri diisukan masuk dalam bursa calon Kapolri.

Ada Komjen Dedi Prasetyo (Wakapolri), Komjen Suyudi Ario Seto (Kepala BNN), Komjen Syahardiantono (Kabareskrim), dan Komjen Rudy Heriyanto Adi Nugroho (penugasan non-struktur/Sekjen KKP).

Keempat Perwira Tinggi Polri ini memiliki rekam jejak dan keahliannya masing-masing.

Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto berpandangan calon Kapolri yang baru harus berkomitmen penuh menjalankan Reformasi Polri.

Baca juga:  Pengamat Sebut Reshuffle Kabinet Prabowo Bukan untuk Habisi Geng Jokowi: Kapolri Masih Dipertahankan

ISESS merupakan sebuah lembaga kajian yang fokus pada isu-isu keamanan dan strategi, khususnya di Indonesia. Lembaga ini didirikan oleh Khairul Fahmi.

"Dengan struktur yang dibangun berdasar UU hegemonik memaksa Polri untuk tunduk pada kekuasaan, memang tidak ada jaminan bagi siapapun Kapolri yang dipilih Presiden tidak terjebak tarik ulur kepentingan kekuasaan," ucap Bambang saat dihubungi, Sabtu (13/9/2025).

Menurutnya, pergantian Kapolri bukan lagi soal siapa sosoknya.

Baca juga: Sosok 25 Kapolri dari Masa ke Masa, Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo hingga Listyo Sigit Prabowo

Namun, soal sosok yang ingin melakukan reformasi Polri dengan sebenar-benarnya.

"Yang dibutuhkan bukan hanya mengganti Kapolri tetapi membangun sistem agar Polri berjalan dengan baik sesuai dengan harapan masyarakat kalau tidak dibangun sistem yg baik, siapapun Kapolrinya sangat besar potensinya untuk mempertahankan status quo dan zona nyaman," ungkap Bambang.

Dia menambahkan bahwa Reformasi Polri tak bisa digantungkan pada personal. 

Bambang mendorong agar pemerintah mulai membangun melalui sistem. 

Itu harus dimulai dari revisi UU Polri. 

"Problemnya adalah bagaimana draft revisi UU Polri itu akan dibentuk, apakah benar menjawab tantangan zaman dan harapan masyarakat, atau cuma melindungi kepentingan status quo," katanya.

Komitmen terhadap reformasi Polri akan bisa dilihat dari siapa sosok yang akan dipilih Presiden Prabowo sebagai pengganti Listyo Sigit. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan