Selasa, 7 Oktober 2025
Tujuan Terkait

Delegasi SSTC Dalami Model Pemberdayaan Petani Muda Berteknologi Kementan

Sebanyak 12 peserta delegasi dari lima negara, yakni India, Gambia, Papua Nugini, Kenya, dan Rwanda, mengikuti program kunjungan lapangan.

Penulis: Reza Deni
Ist
DELEGASI SSTC: Delegasi kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (South-South and Triangular Cooperation/SSTC) mengapresiasi komitmen Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong generasi muda Indonesia mengembangkan sektor pertanian berbasis teknologi (HO-Kementan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Delegasi kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (South-South and Triangular Cooperation/SSTC) mengapresiasi terhadap program bersama dalam mendorong generasi muda Indonesia mengembangkan sektor pertanian berbasis teknologi.  

Sebagai informasi, program tersebut merupakan kolaborasi dari komitmen Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), dan Kementerian Pertanian (Kementan).

Sebanyak 12 peserta delegasi dari lima negara, yakni India, Gambia, Papua Nugini, Kenya, dan Rwanda, mengikuti program kunjungan lapangan dalam rangka SSTC. 

Mereka melihat langsung dan berdialog dengan penerima manfaat Program YESS di wilayah Jawa Barat, termasuk para mahasiswa Polbangtan Bogor.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meyakini bahwa penerapan teknologi di sektor pertanian akan menarik minat generasi milenial dan Gen Z untuk terjun langsung ke lapangan dan mendorong ekonomi daerah.

Transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern terus digencarkan pemerintah. 

“Petani milenial adalah kunci. Kalau generasi muda mau turun ke sawah, menggunakan teknologi, dan pendapatannya menguntungkan, ini bisa menggerakkan ekonomi dari desa,” ujar Amran dalam siaran persnya, Jumat (25/4/2025).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa Program YESS menjadi contoh praktik baik yang patut ditiru oleh negara-negara lain.

“Ada banyak hal yang bisa dibawa pulang dan diterapkan oleh para delegasi. Mulai dari akses terhadap pasar, praktik baik, hingga strategi pemberdayaan anak muda dalam sektor pertanian yang telah kami jalankan melalui program YESS,” tutur Idha.

Adapun Project Manager Program YESS, Miko Harjanti, menjelaskan bahwa YESS berperan sebagai penghubung antara institusi pendidikan dan sektor kerja, khususnya bidang pertanian. Para peserta SSTC diajak mengunjungi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor untuk melihat langsung Teaching Factory (TeFa), model pembelajaran berbasis produksi. 

"Target pertama transisi pemuda pedesaan untuk bekerja. YESS menghubungkan institusi pendidikan ke dunia kerja maka peserta SSTC kita ajak ke Polbangtan, mereka melihat TeFA dan belajar bagaimana support TeFa pada peserta didik. Setelah lulus, bisa bekerja di dunia pertanian," jelasnya. 

Model pendidikan vokasi ini memperkuat keterampilan praktis mahasiswa agar siap terjun ke dunia usaha atau diserap langsung oleh sektor agribisnis. 

Pendekatan tersebut menjadi salah satu praktik baik yang ingin ditunjukkan kepada delegasi internasional agar bisa diadaptasi di negara masing-masing.

Maureen Maresi M'mbwanga, delegasi dari Kenya, menyampaikan kesan positifnya terhadap dukungan besar pemerintah Indonesia kepada generasi muda di sektor pertanian.

Dia menyoroti peran negara dalam memberikan akses terhadap pengetahuan, pembiayaan, serta koneksi pasar bagi wirausaha muda.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved