Senin, 29 September 2025

Cerita WNI Jadi Online Scam di Kamboja & Myanmar: Tak Digaji, Disiksa, Ditarget 4.000 Dolar Perbulan

Sebanyak 84 Warga Negara Indonesia (WNI) bermasalah online scam di tiba di Terminal 2F, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Tribunnews/Fransiskus Adhiyuda
KORBAN ONLINE SCAM - Salman, pria asal Selat Panjang, Riau saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat (28/2/2025) malam. Salman bersama puluhan WNI lainnya merupakan orang yang terlibat dalam online scam atau penipuan online yang bekerja di Kamboja dan Myanmar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah menempuh penerbangan dari Thailand, Salman, bersama puluhan orang lainnya tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat (28/2) malam.

Setelah pengecekan imigrasi, Salman bersama rombongan pun duduk rapi di ruang tunggu kedatangan Terminal 2F, Bandara Soetta. 

Salman tampak menunduk ketika sejumlah sorotan kamera wartawan tertuju kepada dirinya bersama rombongan.

Sebagian orang yang bersamanya juga menutupi wajah dengan masker berwarna hijau.

Slayer kain bandana berwarna merah juga terlihat diikatkan di leher. Hal ini sebagai penanda rombongannya merupakan satu kelompok penerbangan atau Kloter.

Salman terlihat memperhatikan orang-orang di sekitarnya yang terdiri dari pejabat Kementerian Luar Negeri, Kementerian Sosial, Bareskrim Polri hingga Interpol.

Sesekali dia tertunduk sambil berbincang dengan orang di sebelahnya.

Salman bersama rombongan yang terdiri dari 83 orang lainnya merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang diselamatkan oleh pemerintah Indonesia karena dipekerjakan sebagai online scam atau penipu online di Kamboja dan Myawaddy, Myanmar.

Baca juga: Kemlu Pulangkan 84 WNI Bermasalah Online Scam dari Myanmar

Kepada Tribunnews, Salman menceritakan proses dirinya hingga bekerja sebagai online scam di Kamboja dan Myawaddy, Myanmar.

Pria asal Selat Panjang Riau itu engungkapkan awal mula dirinya berangkat ke Kamboja pada 22 April 2024.

Saat itu, dia mengaku mendapat tawaran pekerjaan sebagai marketing di salah satu platform jual beli online. 

“Saya keluar dari Indonesia itu pada 22 April 2024. Saat itu saya dijanjikan bekerja sebagai marketing Shopee,” kata Salman kepada Tribunnews.

“Iming-imingnya katanya di sana gaji besar, tempat aman, tidak ada melakukan fisik. Tetapi setelah saya sampai di Kemboja memang tidak ada (gaji besar),” sambung dia.

Salman lancar menceritakan pekerjaan yang dilakukannya selama menjadi online scam di Kamboja.

Di mana dirinya berpura-pura menjadi seorang perempuan di media sosial untuk merayu laki-laki di platform Facebook dan Instagram.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan