Kamis, 2 Oktober 2025

Imigrasi Sebut Banyak WNA Rusia dan Ukraina Terlantar di Bali Sejak Kedua Negara Terlibat Perang

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Bali Parlindungan mengungkap soal Warga Negara Asing Rusia dan Ukraina yang terlantar di Bali.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Igman Ibrahim
IMIGRASI - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Bali Parlindungan saat rapat kerja (Raker) bersama Komisi XIII DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (25/2/2025). Ia mengungkap banyak WNA Rusia dan Ukraina terlantar di Bali. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Bali Parlindungan mengungkap soal Warga Negara Asing (WNA) Rusia dan Ukraina yang terlantar atau stranded di Bali.

Menurut dia, mereka tidak kembali ke negaranya setelah Rusia dan Ukraina terlibat perang.

Dia mengatakan para WNA Rusia dan Ukraina yang terlantar itu kerap melakukan tindakan pidana di Bali.

"Izin menjelaskan pimpinan, memang setelah perang Rusia dan Ukraina, akhirnya banyak orang-orang Rusia dan Ukraina yang stranded di Bali, pimpinan. Yang ini kadang-kadang menimbulkan persoalan dan terjadi perilaku-perilaku yang menimbulkan pidana, di masyarakat Bali," ujar Parlindungan saat rapat kerja (Raker) bersama Komisi XIII DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/2/2025).

Tak hanya itu, kata Parlindungan, saat ini banyak investasi fiktif di Bali.

Baca juga: Detik-detik Ibu di Badung Bali Tewas Ditikam Perampok, 2 Handphone dan Cincin Emas Raib

Namun, persoalan ini sudah ditangani Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenipas).

"Kami tampilkan banyak ditemukan pelanggaran oleh orang asing utamanya terkait investasi atau, investor fiktif. Jadi sedianya investasi harus orang asing itu nilainya harus Rp 10 miliar ke atas," jelasnya.

Baca juga: Buruh Bangunan di Jimbaran Bali Tikam Majikan 6 Kali, Sempat Kabur Sebelum Dilumpuhkan Polisi

Saat ini, Parlindungan mengatakan pihaknya juga sedang bekerja sama dengan BKPN untuk mendata WNA yang berbisnis di Bali.

"Kami mendapatkan banyak data-data orang asing yang melakukan bisnis di Bali yang nilai investasinya masih diragukan," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved