Upaya Penanganan Pengungsi di Jakarta dan Medan, UNHCR bersama SMART Beri Pelatihan Keterampilan
Upaya penanganan para pengungsi di Jakarta dan Medan, UNHCR berdayakan para pengungsi dengan memberikan pelatihan keterampilan lewat lembaga SMART
TRIBUNNEWS.COM - Memberikan perlindungan dan bantuan bagi mereka para refugee atau pengungsi di Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sebagaimana diketahui, para pengungsi yang datang dari berbagai negara ini datang ke Indonesia tanpa membawa apapun. Dari banyaknya yang dimiliki, mereka hanya memiliki waktu yang banyak untuk bisa diubahnya dengan mengikuti sebuah pelatihan.
Maka dari itu, Hakmat dan teman-temannya para pengungsi dari Afghanistan memulai sebuah organisasi untuk membantu sesama pengungsi di Indonesia lewat Skilled Migrant and Refugee Technicians (SMART).
“Apabila kita tidak melakukan sesuatu yang baik dengan waktu kita, maka kita hanya akan membuang-buang waktu saja. Padahal waktu itu sangat berharga dan tidak akan bisa kembali lagi,” ungkap Hakmat.
Di Indonesia, yang bukan merupakan pihak dalam Konvensi Pengungsi PBB tahun 1951 dan menganggap dirinya sebagai negara transit. Sebab, banyak dari para pengungsi yang hidup dalam ketidakpastian selama bertahun-tahun dan menunggu negara ketiga yang akan menerima para pengungsi untuk memiliki tempat tinggal baru karena kurangnya rasa aman untuk kembali ke negara asal. Sayangnya, Indonesia tidak memberikan jalan menuju integrasi lokal.
Tujuh tahun yang lalu, Hakmat untuk pertama kalinya mencari suaka di Indonesia, banyak menemukan kenangan yang bermakna tentang kampung halaman. Mulai dari mencium aroma roti yang baru dipanggang dan harum masakan ibunya sebelum terjadinya penganiayaan Taliban terhadap etnis minoritas Hazara dan memaksa keluarganya untuk mengungsi ke Quetta Pakistan hingga kenangan akan bau asap yang menyengat setelah bom yang disembunyikan berhasil menewaskan puluhan orang di pasar terbuka dan menghancurkan rumahnya.
“Saat itu saya merasa tersesat. Saya menangis karena kenangan masa mudah yang berlalu begitu saja, tanpa bisa melanjutkan pendidikan,” jelas Hakmat.
Dari sejak itu, Hakmat berusaha untuk mengajak para pengungsi untuk menghabiskan waktu dengan memiliki kegiatan yang bermanfaat dengan hadirnya SMART, sebuah organisasi pelatihan yang dipimpin oleh para pengungsi yang berorientasi pada meningkatkan kemampuan dan pengembangan keterampilan yang dapat disalurkan kepada para pengungsi.
Sayangnya, ketika Hakmat dan teman-temannya sedang bersemangat mencari dana bantuan dari berbagai LSM untuk membeli domain web hingga memperkuat bakat-bakat mereka seperti desain grafis hingga coding, pandemi Covid-19 justru mengambil alih aksi mereka pada awal tahun 2020.
Aksi mereka harus segera diubah. Maka tugas pertama SMART yang perlu dilakukan adalah membuat kampanye pesan dengan berbagai bahasa untuk memastikan komunitas-komunitas para pengungsi di Indonesia yang saat itu berjumlah lebih dari 14.000 dapat saling terhubung satu sama lain dengan tetap aman di tempat pengungsian masing-masing.
Kepala Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Indonesia Ann Maymann mengatakan, “Ketika pandemi Covid-19 melanda, para pengungsi sangat rentan karena tempat pengungsian yang sempit dan penuh sesak. Maka perlu adanya meningkatkan pelayanan kesehatan, psikososial, dan perlindungan di tengah Covid-19 dengan hadirnya kontribusi organisasi-organisasi yang dipimpin oleh para pengungsi seperti SMART untuk memastikan informasi yang akurat dan menjangkau masyarakat di luar jaringan pengaman pemerintah.”
SMART menjadi tempat pelatihan tentang literasi dan digital bagi para pengungsi
Pada 2022, UNHCR di Indonesia memilih SMART sebagai fasilitator dalam proyek pelatihan kantor tentang literasi dan keamanan digital yang didanai langsung oleh Layanan Inovasi Digital UNHCR di Jenewa.
Adapun proyek ini memberikan pelatihan kepada sekitar 60 pengungsi dengan menggunakan pendekatan pelatihan untuk pelatih yang membantu menyebarluaskan informasi yang akurat melalui komunitas yang lebih luas.
Saat program unggulan SMART ini mulai berjalan, sebuah kursus online pada tahun pertamanya memilih 30 pengungsi yang sekitar separuhnya adalah pengungsi perempuan. Dari para peserta yang terpilih ini, mereka mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kursus desain website dan desain grafis. Pada 2023, SMART berencana untuk melipatgandakan jumlah peserta dalam pelatihan.
Salah satu pengungsi yang tergabung dalam angkatan 2022, Nasim, pengelola sebuah toko buku di Kabul sebelum terpaksa untuk mengungsi bersama keluarganya. Setelah mengikuti pelatihan yang diberikan SMART, Nasim berhasil membuat sebuah aplikasi dan menjadi salah satu aplikasi dari 100 aplikasi yang diterima oleh SMART berkat sertifikat yang diterimanya melalui platform pembelajaran online seperti Coursera, akuisisi keterampilan bahasa baru dalam bahasa Farsi dan Indonesia, dan penyusunan sekitar 30 buku mewarnai untuk anak-anak yang diharapkan dapat diterbitkan suatu hari nanti.
Meskipun usaha-usaha ini telah menyita banyak waktunya sejak pertama kali tiba di Indonesia pada tahun 2016, kata Nasim, banyak orang lain di komunitasnya khususnya di Medan yang berjuang untuk menemukan cara-cara yang produktif untuk mengisi waktu mereka. Bahkan, Nasim dua kali menerjemahkan untuk seorang teman yang dirawat di rumah sakit karena masalah kesehatan mental yang menurutnya telah kehilangan harapan dan menghabiskan hari demi hari terpaku pada permainan di telepon genggamnya.
Pada tahun 2019, setelah pertemuan IOM dan UNHCR dengan Kementerian Pendidikan dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Kementerian Pendidikan mengeluarkan surat edaran yang dirancang untuk memastikan anak-anak pengungsi dapat memperoleh manfaat dari sistem pendidikan nasional. Dengan sekitar 795 pengungsi anak dan remaja bersekolah hingga akhir Mei 2023, dan 385 lainnya terdaftar dalam pendidikan anak usia dini. Surat edaran lainnya, yang dikeluarkan pada Mei 2022, memudahkan pengungsi untuk mendapatkan surat tanda tamat sekolah yang dapat membantu mereka melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih lanjut.
Setelah Nasim menyelesaikan kursus desain grafis yang ditawarkan melalui SMART tahun sebelumnya, Hakmat membantunya mendapatkan kesempatan magang di agensi desain kreatif Indonesia, Pamoe. Selama empat bulan, Nasim bekerja dengan tim untuk mengerjakan berbagai tugas desain grafis.
Meskipun sebelumnya ia telah mengikuti banyak kursus online, Nasim mengatakan bahwa pelatihan SMART yang diikuti dengan magang di Pamoe menawarkan sesuatu yang unik. Hal itu karena, pelatihan ini memberikan sekilas gambaran tentang apa yang disebut sebagai ambisi terbesarnya.
"Saya berkesempatan untuk melatih kerja sama tim dan berkolaborasi dengan rekan-rekan kerja. Pelatihan ini mengajarkan saya untuk memiliki kehidupan yang normal dam menjadi bagian kecil dari masyarakat,” ujar Nasim.
Menjadi bagian dari masyarakat, memiliki hak yang sama dengan orang lain, dan berkumpul kembali dengan keluarga di suatu tempat yang dapat disebut dengan rumah adalah ambisi yang dimiliki Hakmat. Namun, misinya untuk mengembangkan SMART juga memberikan rasa memiliki tujuan di masa sekarang.
"Saya merasakan kepuasan tersendiri. Meskipun memiliki keterbatasan, kami melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain, sesuatu yang baik untuk masyarakat,” tutup Hakmat.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama United Nations Indonesia dengan Tribunnews. Untuk informasi lengkap, kunjungi laman resmi UN Indonesia.
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
Lokal Asri
Campaign
UNHCR
Skilled Migrant and Refugee Technicians (SMART)
pengungsi
SDG08-Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Aksi Bergerak Serentak Sukses Digelar di Kupang dan Malang |
![]() |
---|
Dari Lokal Asri untuk Alam Indonesia: Gerakan Kolektif dan Inisiatif Menjaga Keberlanjutan |
![]() |
---|
5 Gunung Berbalut Kisah Mistis di Balik Keindahan Alam Indonesia |
![]() |
---|
Kemitraan Indonesia - PBB Diperbarui, Siap Dorong Agenda SDGs hingga 2030 |
![]() |
---|
Penasihat Muda Sekjen PBB, Ada Tokoh Muda Perubahan Iklim Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.