5 Kunci Sukses Jepang Gelar Program Makan Bergizi di Sekolah, Ada Satu yang Susah Ditiru Indonesia
Sejumlah negara memiliki program makan bergizi. Dan Jepang merupakan negara yang sukses mengadakan program tersebut. Apa yang bisa ditiru Indonesia?
Di kelas, siswa akan mnerima arahan tentang gizi bersama wali kelas. Dengan merasakan makan siang di sekolah, anak-anak dapat mempraktikkan yang telah dipelajari di kelas.
Manajemen gizi makan siang sekolah didasarkan pada penelitian 5 tahun sekali, sebagai standarisasi.
“Guru ahli gizi juga selalu berinovasi. Menu jadi lebih lengkap, yang terdiri dari makanan pokok/utama, makanan pndamping (lauk pauk), dan sup. Bahan makan yang digunakan berasal dari lokal-tradisional, dan diproduksi di dalam negeri,” tutur dia.
Asupan gizi ujar dia, tidak hanya penting untuk kesehatan anak, tapi juga untuk mengembangkan pola makan sehat dan mensyukuri makanan.
“Melalui makan siang di sekolah, anak juga mempelajari hubungan antar manusia, dengan menikmati makanan bersama-sama. Dengan demikian membantu anak-anak untuk mengembangkan kebiasaan makan siang yang baik, untuk pola makan yang sehat di masa mendatang,” tutur dia.
3. Memutar Lagu saat Anak Mengunyah Makanan
Profesor Naomi mengungkapkan, waktu makan yang menyenangkan besama teman-teman merupakan cara yang efektif untuk mencegah anak menjadi picky eater.
Pengalaman makan bersama di sekolah yang menyenangkan, bisa menciptakan susasana sosial yang nikmat sehingga tanpa sadar, anak mencoba makanan yang tidak disukainya. Dengan demikian membantu minat makan anak dan anak memahami pentingnya makanan.
“Ini menjadi kesempatan untuk menjadi model berperilaku makan yang baik, dengan meniru tindakan teman-teman dan guru mereka,” tutur dia.
Selain itu, untuk mendorong anak mengunyah dengan baik, selama sesi makan siang, beberapa sekolah memutar musik khusus, yang mengatur ritme mengunyah.
“Dilakukan eksperimen, dengan membagi anak ke dalam dua kelompok. Pada satu kelompok, tidak hanya memutar musik, guru juga menjelaskan manfaatnya kepada siswa, dan satu kelompk lagi tidak dijelaskan. Hasilnya, pada kelompok yang dijelaskan, ritme makan mereka membaik, dan mreka mampu menghabiskan makan siang mereka. Lagu berdurasi satu menit, untuk 60 kunyah,” ujar dia
4. Pendidikan Pangan Sampai ke Keluarga
Pendidikan pangan tidak berhenti di sekolah, tapi sampai ke keluarga. Di Jepang, makan siang di sekolah berlangsung selama 190 hari dalam setahun, sehingga memungkinkan untuk memberikan pembelajaran yang berkelanjutan.
Namun perlu diingat, makan siang hanyalah satu kali makan dalam sehari.
Pengalaman dan pengetahuan di sekolah juga perlu dipraktikkan di rumah.
10 Tempat Terlarang di Dunia, Tidak Bisa Didatangi Turis |
![]() |
---|
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Buat Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga |
![]() |
---|
Sosok Arlan, Wali Kota Prabumulih Disorot soal Pencopotan Kepsek SMPN 1, Akhirnya Minta Maaf |
![]() |
---|
Pengisian PDSS untuk SNBP Tak Akan Diperpanjang, Ini Jadwal Lengkap SNBP 2026 |
![]() |
---|
Viral Surat Pernyataan Orangtua Siswa MTS Brebes Tanggung Risiko MBG, Ini Reaksi BGN & Pihak Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.