Resep 3S untuk Lindungi Remaja dari Bahaya Dunia Digital: Screen Time, Screen Zone, Screen Break
Ancaman mengintai anak di media sosial. TikTok melakukan berbagai upaya untuk mencegah hal yang tak diinginkan. Namun peran orang tua juga penting.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TikTok juga menyediakan panduan keamanan remaja untuk orang tua dan wali, serta pusat keamanan remaja yang bisa diakses langsung oleh remaja.
Untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan digital, TikTok mengadakan kampanye #SalingJaga.
Kampanye ini mencakup penyediaan informasi mengenai keamanan di TikTok, pusat literasi digital, serta kolaborasi dengan organisasi seperti SEJIWA untuk mengadakan lokakarya dan roadshow edukasi di sekolah-sekolah.
Dengan berbagai upaya ini, TikTok berupaya menciptakan lingkungan digital yang aman dan nyaman bagi remaja untuk berkreasi dan berinteraksi secara positif.
Peran Orang Tua
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk menciptakan keamanan, tanggung jawab ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada platform.
Peran orang tua, sekolah, dan pemerintah juga sangat penting.
Namun, pemerintah tidak mungkin mengawasi setiap rumah untuk melindungi anak-anak dan remaja dari bahaya dunia digital.
Oleh karena itu, orang tua harus mengambil peran besar dalam hal ini.
SEJIWA telah banyak melakukan kampanye mengenai keamanan digital.
Anak-anak dan remaja diingatkan untuk tidak berlebihan dalam menggunakan media sosial.
Baca juga: Ditanya Gen Z dan Milenial Menjadi Entrepreneur Muda dalam Dunia Digital, Begini Jawaban Ganjar
Mereka juga diajarkan cara-cara untuk melindungi diri di dunia maya.
Maka, lahirlah prinsip 3S yang dapat diterapkan tidak hanya untuk remaja, tetapi juga untuk orang tua.
Diena Haryana, Founder SEJIWA, menjelaskan apa itu prinsip 3S, yang meliputi screen time, screen break, dan screen zone.

1. Screen Time (Durasi Penggunaan Layar)
Screen time adalah batasan waktu penggunaan gadget.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.