Senin, 29 September 2025

KPAI: Angka Kekerasan di Sekolah Meningkat, Dipengaruhi Game Online dan Media Sosial

KPAI mencatat terjadi peningkatan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah. Apa sebabnya?

HO
Terlihat sejumlah pelajar jongkok berbaris sambil menghadap pelajar lain yang berdiri lalu satu per satu ditampar pakai sandal. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Klaster Pendidikan, Aris Adi Leksono, mengungkapkan sejumlah penyebab terjadinya peningkatan kekerasan di lingkungan sekolah. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Klaster Pendidikan, Aris Adi Leksono, mengungkapkan sejumlah penyebab terjadinya peningkatan kekerasan di lingkungan sekolah.

KPAI mencatat terjadi peningkatan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah.

"KPAI berpandangan beberapa penyebab tingginya angka kekerasan pada lingkungan satuan pendidikan antara lain, akibat terjadinya learning loss dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada masa pandemi Covid-19, pengaruh game online dan media sosial yang masih banyak menyajikan tayangan yang penuh kekerasan dan tidak ramah anak," ujar Aris dalam konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, Senin (9/10/2023).

Akibat hal tersebut, Aris mengatakan karakter, akhlak, serta budi pekerti anak menjadi lemah.

Selain itu, dirinya mengungkapkan ada penyimpangan relasi kuasa antara pendidik dengan peserta didik.

"Sehingga seringkali bentuk kebijakan atau hukuman yang diberikan dapat mengakibatkan kekerasan pada peserta didik," tutur Aris.

Dirinya menilai ada penyalahgunaan relasi kuasa antara peserta didik sesama peserta didik.

"Merasa menjadi kakak kelas, merasa lebih kuat, sehingga mendorong melakukan kekerasan kepada yang adik kelas atau yang lebih lemah," ungkap Aris.

Selain itu, Aris menilai struktur kurikulum dan metode pembelajaran masih menitikberatkan pada capaian target kognitif saja.

"Sehingga pendidikan penguatan karakter kurang mendapatkan perhatian, serta pengawasan yang lemah dari satuan pendidikan serta kontrol kebijakan dan regulasi pada sisi implementasi dari dinas pendidikan," pungkas Aris.

Penyebab lainnya, kata Aris, adalah Anak dengan kontrol diri yang rendah, kehidupan keluarga yang tidak harmonis.

Lalu kebijakan sekolah dalam menciptakan rasa aman dan ramah terhadap seluruh siswa dan pengawasan disiplin positif satuan pendidikan yang masih rendah.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan