Sekolah Rakyat 22 Malang: Harapan Baru Gressella Setelah Trauma Perundungan
Gressella, Remaja yang Pulih dari Perundungan dan Temukan Harapan Baru di Sekolah Rakyat 22 Malang
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Suasana senja di Kota Malang, Jawa Timur, penuh keriuhan suara anak-anak mengaji Alquran di Aula Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 22 terasa syahdu.
Di antara mereka, tampak seorang anak perempuan berkemeja flanel dan bersandal sederhana. Ia tersenyum ramah kepada setiap guru dan teman yang melintas. Sosok itu bernama Gressella Putri Darria (17), akrab disapa Gressella.
Namun di balik keceriaannya, tersimpan kisah perjuangan seorang anak sulung yang harus dewasa sebelum waktunya. Sang ayah meninggal pada Oktober 2020 di usia 40 tahun. Sejak itu, ibunya, Sofaria, berjuang menghidupi keluarga dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga.
“Kalau Mama pulang malam, saya yang urus rumah dan adik-adik. Kalau kemalaman kan kasihan capek, di rumah tinggal istirahat saja, pagi kerja lagi," ucap Gressella dengan suara lirih, Rabu (3/09/2025) malam.
Gressella kini tinggal bersama ibu dan dua adiknya di rumah sewa sederhana di kawasan Gadang, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Adiknya yang laki-laki duduk di kelas 6 SD, sementara yang perempuan masih di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). Hampir setiap hari, sebelum masuk Sekolah Rakyat, Gressella membantu memasak, membereskan rumah, sekaligus memastikan kedua adiknya siap berangkat sekolah.
Baca juga: Dari Tanah Laut ke Sekolah Rakyat: Perjalanan Dzaki Mengejar Mimpi
Luka Perundungan di Sekolah Lama
Saat bersekolah di SMK Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Gressella mengalami perundungan. Sebagai satu-satunya perempuan di kelas yang mayoritas berisi siswa laki-laki, ia kerap menjadi sasaran ejekan hingga merasa jera.
“Omongannya itu sakit banget. Aku udah nahan setengah tahun enggak bilang Mama, enggak bilang siapa-siapa. Aku kayak suka bolos, sudah tidak kuat di kelas, sering dikucilkan dan (akhirnya) memutuskan mau keluar,” kenangnya sedih.
Saat tidak lagi mampu menahan penderitaan, Gressella akhirnya menceritakan semuanya kepada ibunya. Sang ibu terkejut sekaligus sedih, menyadari bahwa putri sulungnya telah memendam beban berat seorang diri begitu lama.
"Saya menangis sampai kejang, sakit karena terlalu lama dipendam," kata Gressella.
Peristiwa traumatis itu membuatnya putus sekolah selama setengah tahun. Hari-harinya diisi penuh dengan merawat adik-adiknya hingga menggantikan sebagian besar peran ibunya di rumah.
Harapan Baru di Sekolah Rakyat
Harapan baru hadir ketika seorang tetangga menceritakan tentang Sekolah Rakyat. Meski sempat ragu karena khawatir pengalaman pahitnya terulang, dorongan dari sang ibu dan dukungan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) saat asesmen akhirnya membuat Gressella berani melangkah. Baginya, kesempatan ini berarti banyak, setidaknya ia bisa kembali melanjutkan sekolah meski sempat tertinggal.
Setelah melalui proses verifikasi tanpa tes akademik, Gressella akhirnya resmi diterima sebagai siswi kelas 10 SRMA 22 Kota Malang. Ia merasakan suasana belajar yang aman, tanpa perundungan.
“Awalnya saya kira bakal susah cari teman, ternyata enggak. Gurunya enak-enak. Sayang ke muridnya semua,” katanya tersenyum.
Kenyamanan Gressella bersekolah kembali tercipta karena para guru di SRMA 22 menerapkan upaya pencegahan perundungan. Salah seorang guru, Luspita, menjelaskan bahwa nilai-nilai anti-bullying disisipkan dalam setiap pembelajaran.
“Materi-materi yang diberikan juga menyisipkan tentang pencegahan perundungan. Hal ini dilakukan supaya perundungan tidak terjadi di sekolah ini,” ujar Luspita.
Gus Ipul Ajak Kepala Daerah Prioritaskan Program Pemberdayaan Berbasis Potensi |
![]() |
---|
Raihan, Anak Pengupas Bawang yang Kini Bisa Sekolah Berkat Sekolah Rakyat |
![]() |
---|
Stok Beras Medium di Kota Malang Langka Sejak Hampir Satu Bulan Ini |
![]() |
---|
Gus Ipul Minta DPRD Bantu Awasi Sekolah Rakyat di Sumatera Utara |
![]() |
---|
Kronologi Bima Permana Hilang: Pamit ke Glodok, Jual Motor di Tegal, Ketemu di Malang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.