29 Persen Publik Tidak puas dengan Penegakan Hukum, Peneliti BRIN Soroti Pelaksanaan Pemilu
Siti mengingatkan, pada tahun 2024 Indonesia akan melangsungkan Pemilu serentak yang menurutnya merupakan hal kompleks.
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Ahli Utama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), R Siti Zuhro, angkat bicara terkait hasil survei Algoritma Research and Consulting.
Diketahui, dalam survei tersebut ditemukan bahwa masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf dalam hal penegakan hukum.
Baca juga: Elektabilitas Golkar Berada di Posisi Empat Berdasar Survei Algoritma, Ini Respons Ahmad Doli Kurnia
Siti mengatakan, hasil survei tersebut dapat dijadikan prakondisi jelang pemilihan umum (Pemilu) serentak 2024 mendatang.
"Ini yang tentunya memberikan prakondisi kepada kita semua," kata Siti Zuhro, dalam diskusi proyeksi politik 2023 menuju Pemilu 2024: Antara Elektabilitas dan Resistensi, di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023).
Siti mengingatkan, pada tahun 2024 Indonesia akan melangsungkan Pemilu serentak yang menurutnya merupakan hal kompleks.
Sehingga perlu diupayakan agar terselenggara dengan baik di tengah penegakan hukum yang minim itu.
"Bahwa kita akan melakukan Pemilu serentak yang sangat kompleks dalam situasi penegakan hukum kita, pelanggaran terhadap hukum dan etika itu tinggi," tutur Siti.
"Bagaimana supaya Pemilunya tidak curang. Ini ujung-ujungnya ke sana" sambungnya.
Baca juga: Survei Algoritma: Elektabilitas PDIP Tertinggi, PPP dan PAN Rawan Tak Lolos Parlemen
Sebab, kata Siti, Pemilu yang berkualitas dan sehat harus ditopang kepastian penegakan hukum.
"Karena Pemilu yang berkualitas, kompetisi, kontestasi yang sehat ini harus ditopang oleh tentunya penegakan hukum atau kepastian hukum. Supaya kita semua mengikuti, taat hukum, terikat secara hukum," kata Siti Zuhro.
Sebelumnya, rilis survei nasional Algoritma Research and Consulting mencatat sejumlah masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
Direktur Riset dan Program Algoritma Fajar Nursahid mengatakan, sebanyak 12,1 persen masyarakat Indonesia tidak puas dengan kinerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Baca juga: Survei: Masyarakat Harap Jokowi Netral, Tidak Endorse Capres
Fajar menjelaskan, hal itu disebabkan oleh tiga hal.
"Pemberantasan korupsi, penguatan kondisi ekonomi, dan penegakan hukum," kata Fajar, dalam pemaparannya, di sebuah hotel di kawasan Nenteng Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023).
Jokowi Arahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Pengamat: Menyedihkan, Kok Bicara Kekuasaan |
![]() |
---|
Jawaban Jokowi soal Absennya Gibran di Pelantikan Menteri Kabinet |
![]() |
---|
Nasib Pilu Produsen Alsintan Madiun: Jokowi Janji Beli 1.000 Unit 10 Tahun Lalu, Kini Malah Merugi |
![]() |
---|
Seperti Jokowi, Prabowo Sering Lakukan Reshuffle pada Hari Rabu, Murid Tiru Guru? |
![]() |
---|
Sertijab di Kemenpora RI, Momen Dito Ariotedjo Candai Roy Suryo soal Ijazah Erick Thohir: Aman, Pak? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.