Senin, 29 September 2025

Jokowi Arahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Pengamat: Menyedihkan, Kok Bicara Kekuasaan

Pengamat politik Yunarto Wijaya terkejut dengan arahan Jokowi agar relawan mendukung Prabowo-Gibran dua periode, berarti ingin anaknya terus berkuasa.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
JOKOWI DUKUNG PRABOWO-GIBRAN - Dalam foto: Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat ditemui di kediamannya, Jumat (12/9/2025). Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif lembaga konsultan politik Charta Politika Yunarto Wijaya menanggapi arah politik Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang belum lama ini blak-blakan mendukung Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dua periode. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif lembaga konsultan politik Charta Politika Yunarto Wijaya menanggapi arah politik Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang blak-blakan mendukung Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dua periode.

Bahkan, Jokowi sudah memberikan arahan kepada para relawannya untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode pula.

Toto, sapaan akrab Yunarto Wijaya, menilai Jokowi sebagai mantan kepala negara seharusnya tidak bicara soal kekuasaan, melainkan meminta relawannya untuk lebih berintegritas lagi.

Apalagi seruan dukungan untuk Prabowo-Gibran dua periode ini disampaikan Jokowi di kala sejumlah relawannya di Kabinet Merah Putih dicopot dari jabatannya.

  1. Mantan Wakil Menteri Tenaga Kerja RI (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (Noel) yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan pemerasan terhadap perusahaan terkait pengurusan sertifikasi K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) di Kementerian Ketenagakerjaan RI.
  2. Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi dicopot dari kursi Menteri Koperasi RI dalam reshuffle (perombakan) kabinet pada Senin (8/9/2025) lalu.
  3. Elite Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019, Abdul Kadir Karding, terkena reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025) juga dan dicopot dari jabatan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).
  4. Hasan Nasbi yang juga dikenal sebagai salah satu orang dekat Jokowi dicopot dari posisi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) dalam reshuffle yang diadakan pada Rabu (17/9/2025).

Hal ini disampaikan alumni Universitas Katolik Parahyangan Bandung jurusan Hubungan Internasional (HI) itu saat menjadi tamu dalam program Kompas Petang yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Jumat (19/9/2025).

"Ya, dengan ditangkapnya Noel dan dipecatnya Budi Arie sebagai dua perwakilan relawan yang menggunakan nama Jokowi, tadinya saya berharap, Jokowi memerintahkan kepada relawannya untuk menjaga integritas, untuk bekerja dengan baik, untuk bisa menyokong secara kapabilitas, bagaimana pemerintahan Prabowo Gibran bisa berlangsung dengan baik," kata Yunarto.

"Bukan bicara tentang kekuasaan," sambungnya.

Yunarto pun mengaku terkejut dengan arahan Jokowi untuk para relawan mendukung Prabowo-Gibran dua periode, yang bisa dimaknai bahwa mantan Wali Kota Solo itu juga ingin anaknya tetap berkuasa,

"Terus terang saya agak kaget," ujar Yunarto.

"Apalagi, kalau kita dengarkan kalimatnya, itu bisa bermakna ganda. Yang disebutkan oleh Jokowi bukan mendukung pemerintahan Prabowo, tapi pemerintahan Prabowo Gibran dua periode," katanya.

Baca juga: Mengingat Peran Arsitek Senyap Budi Gunawan di Pertemuan Bersejarah Jokowi-Prabowo, Prabowo-Megawati

Menurut Yunarto, Jokowi terlihat menyedihkan, sebab sebagai mantan orang nomor satu RI, seharusnya dia bisa menjadi sosok negarawan yang berintegritas dan berbicara mengenai isu-isu krusial.

Bahkan, Yunarto membandingkan ayah Gibran, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep itu dengan mantan presiden RI lainnya, seperti SBY dan Megawati, yang sudah memiliki level lebih tinggi sebagai negarawan.

"Buat saya menyedihkan buat seorang mantan presiden, yang seharusnya sudah menjadi seorang statesman, negarawan, yang bicaranya kalau kita lihat Pak SBY itu diundang ke luar negeri, berbicara mengenai climate change, disrupsi AI, atau Ibu Mega misalnya, yang diundang di Vatikan berbicara tentang keberagaman," jelas Yunarto.

"Ini yang menurut saya sangat disayangkan dari seorang mantan presiden dua periode yang kita harapkan ada pada tahapan seorang negarawan, tapi malah masuk wilayah perbincangan mengenai elektoral, transaksi kekuasaan," imbuhnya.

Yunarto pun memiliki pesan khusus kepada relawan Jokowi, yakni dengan memberikan kontribusi lebih penting kepada negara, dan tidak serta-merta hanya jadi pesuruh yang hanya bisa menuruti perintah atasannya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan