Sabtu, 4 Oktober 2025

Kiat Desainer Stephanie Indrajaya Bertahan di Tengah Gempuran Fashion Impor

Founder Nona Rona, Stephanie Indrajaya mengatakan, konsisten adalah kunci. Menciptakan sebuah pakaian atau aksesoris bukan hanya soal desain.

Tribunnews.com/ Rina
DESAINER LOKAL - Stephanie Indrajaya ditemui saat konferensi pers PINTU Incubator di Gafoy, Summarecon Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/7/2025). Ia menyampaikan kiatnya bertahan di tengah maraknya produk fashion impor. 

Koleksi ini memiliki sentuhan yang relate dengan ibu-ibu Indonesia yang multitasking setiap hari.

Ia ingin menampilkan busana dengan sentuhan kekuatan, keanggunan, dan keindahan, dirancang untuk merayakan wanita Indonesia.

"Misalnya jaket ini, ibu-ibu kan ribet banget nih. Anter anak, beberes rumah kalau mau pergi jemput anak pakai baju apa nih. Tinggal pakai jaket ini udah standing, sudah wow, sudah keren," ungkap dia.

3. Cari Peluang agar Tembus Pasar Internasional

Untuk bisa bertahan di era ini, Stephanie terus belajar dan mencari peluang untuk menembus pasar internasional.

Salah satunya ia mengikuti kegiatan PINTU Inkubator yang diinisiasi JF3, LAKON Indonesia dan Kedutaan Besar Perancis, program bilateral untuk pelaku kreatif dan UKM di bidang mode.

Program ini bertujuan untuk menciptakan lanskap yang lebih kreatif dan berdampak positif bagi industri mode, melalui penciptaan proyek-proyek yang melestarikan budaya baik di Indonesia maupun Prancis.

"Sampai kapan Indonesia dihajar terus sama produk luar, Indonesia bisa maju ke depan, semua harus belajar beradaptasi," kata Stephanie.

Dalam tiga tahun, diketahui PINTU telah menjaring lebih dari 10.000 brand yang tertarik, memilih 51 peserta terinkubasi, dan melibatkan 86 mentor ahli,  termasuk 33 dari Prancis.

Nona Rona akan berkesempatan tampil di JF3 Fashion Festival 2025 pada 27 Juli 2025, bersama CLV, Dya Sejiwa, Lil Public, Rizkya Batik, dan Denim It Up.

Juga menampilkan koleksi tiga siswa dari École Duperré Paris: Pierre Pinget, Bjorn Backes, dan Mathilde Reneaux.

“Program ini tidak hanya memenuhi ekspektasi, tetapi telah menjadi platform penting dalam mendorong lahirnya brand-brand potensial dengan perspektif internasional,” kata Chairman JF3 dan Co-initiator PINTU Incubator, Soegianto Nagaria.

Ditambahkan Co-initiator PINTU Incubator Thresia Mareta, tahun ini PINTU Incubator mengenalkan Residency Program yakni program residensi untuk desainer muda Prancis menciptakan pertemuan langsung antara kreativitas Prancis dan kekayaan budaya Indonesia.

Dua desainer muda Prancis yang terpilih adalah Kozue Sullerot dan Priscille Berthaud.

Mereka akan tinggal tiga bulan dan berkarya di 2 wilayah Indonesia, mempelajari teknik batik di Jawa dan mengeksplorasi tenun tradisional di wilayah timur Indonesia.

"Mereka langsung bekerja dengan para artisan dan melakukan proses kreatif bersama," kata Thresia.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved