Mengulik Kadar Garam dalam Air Minum, Ketahui Batas Wajar yang Aman
Bagaimana mengetahui kadar garam pada air minum masih dalam tahap wajar? Berikut ulasannya terkait air minum yang aman
Mengulik Kadar Garam dalam Air Minum, Ketahui Batas Wajar yang Aman
Willem Jonata/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Minum air putih yang cukup, sangat baik untuk kesehatan.
Bukan hanya dapat mencegah dehidrasi, tapi juga melancarkan pencernaan, membantu kerja organ seperti ginjal dan hati berfungsi dengan baik.
Bahkan termasuk menjaga kesehatan sendi dan tulang, dan meningkatkan fungsi otak seperti halnya daya ingat serta konsentrasi.
Baca juga: Pemerintah Diminta Lebih Serius Tangani Sektor Air Minum Lewat Pembentukan Undang-undang Baru
Minum air putih juga membuat kulit lebih sehat dan lembap, membantu mengontrol berat badan dan membantu penyerapan vitamin. Bahkan mengeluarkan racun dari tubuh.
Air putih memang tidak mengandung vitamin.
Kendati demikian, air putih seperti dikutip Very Well Fit, mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh, yakni natrium, kalium, magnesium, kalsium, zinc, dan selenium. Kadarnya pun bervariasi.
Natrium klorida atau garam bisa juga ada dalam air mineral.
Proses tersebut terjadi dari deposit mineral alami di kerak bumi saat air hujan mengalir melalui tanah dan batuan.
Sumber lain bisa berasal dari aktivitas manusia, seperti penggunaan garam jalan, pupuk, limbah industri, atau melalui intrusi air asin di daerah pesisir yang bercampur dengan air tanah.
Bagaimana mengetahui kadar garam pada air minum masih dalam tahap wajar?
Meskipun tidak ada standar air minum untuk natrium, Departemen Kesehatan Negara Bagian New York merekomendasikan kadar natrium dalam air tidak melebihi 20 miligram per liter untuk orang-orang dengan diet rendah natrium, dan 270 mg per liter untuk orang-orang dengan diet natrium yang cukup dibatasi.
Natrium dalam air minum merupakan masalah yang lebih serius jika seseorang memiliki kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, atau penyakit jantung, ginjal, atau hati tertentu.
Standar air minum untuk klorida adalah kadar maksimum 250 mg per liter.
Standar ini didasarkan pada pertimbangan rasa, bukan masalah kesehatan.
Rasa garam dalam air minum bisa bervariasim bergantung individu.
Faktor lain, seperti suhu air, juga dapat memengaruhi rasa.
Hanya dengan menguji air, merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui kadar garam secara pasti.
Sementara itu, menurut WHO dan Kementerian Kesehatan RI, asupan garam yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah kurang dari 5 gram per hari (sekitar 1 sendok teh) atau setara dengan 2.000 mg natrium per hari.
Asupan garam 5 gram per hari bisa diperoleh dari makanan dan minuman untuk memastikan keseimbangan cairan tubuh dan mencegah tekanan darah tinggi.
Artinya, kandungan garam dalam air minum masih dalam batas aman untuk dikonsumsi.
Hanya, yang perlu dilakukan adalah memperhatikan label pada makanan seperti mi instan, makanan ringan, yang mungkin saja mengandung garam tinggi.
Sebab, kelebihan garam dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Termasuk mengganggu fungsi ginjal, menyebabkan bengkak dan dehidrasi, melemahkan tulang, hingga meningkatkan risiko kanker lambung.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
7 Makanan Pemicu Asam Urat yang Perlu Diwaspadai, Jeroan Jadi Musuh Utama |
![]() |
---|
Provinsi Sumut Capai Predikat UHC Prioritas, Seluruh Warga Terlindungi Program JKN |
![]() |
---|
Tidak Operasi Katarak Bisa Percepat Kematian, Begini Penjelasan Dokter |
![]() |
---|
Bupati Bogor Dukung Optimalisasi Program MBG dan Penuntasan TBC Lewat Penguatan Satgas |
![]() |
---|
Jangan Korbankan Kesehatan Keluarga! Kenali Kecap Inggeris Asli Sekarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.