1.000 Nyawa Hilang Setiap 1 Jam: Hipertensi Jadi Silent Killer
1.000 nyawa hilang tiap jam. Hipertensi diam-diam membunuh, dan jutaan orang tak bisa akses obat yang sebenarnya tersedia.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Acos Abdul Qodir
Ringkasan Utama
WHO mengungkap 1,4 miliar orang hidup dengan hipertensi, namun hanya satu dari lima yang berhasil mengendalikannya. Setiap jam, lebih dari 1.000 nyawa melayang akibat stroke dan serangan jantung yang bisa dicegah. Kesenjangan akses obat, lemahnya sistem kesehatan, dan minimnya edukasi membuat hipertensi menjadi pembunuh diam-diam di 99 negara.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan global terbaru yang menyebutkan bahwa 1,4 miliar orang di seluruh dunia hidup dengan hipertensi pada 2024. Namun hanya satu dari lima penderita yang berhasil mengontrol tekanan darahnya melalui pengobatan atau perubahan gaya hidup.
“Setiap jam, lebih dari 1.000 nyawa melayang akibat stroke dan serangan jantung akibat tekanan darah tinggi, dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam Sidang Umum PBB ke-80, di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat (AS), dilansir dari website resmi WHO, Jumat (26/9/2025).
Laporan tersebut menyoroti kesenjangan besar dalam ketersediaan obat hipertensi. Di negara berpenghasilan rendah, hanya 28 persen fasilitas kesehatan primer yang memiliki obat rekomendasi WHO secara lengkap. Sementara di negara berpenghasilan tinggi, angkanya mencapai 93 persen.
“Obat-obatan yang aman, efektif, dan terjangkau untuk mengontrol tekanan darah memang ada, tetapi terlalu banyak orang yang tidak bisa mendapatkannya,” ujar Dr Tom Frieden, Presiden Resolve to Save Lives.
WHO juga mencatat berbagai hambatan di lapangan:
- Kebijakan promosi kesehatan masih lemah
- Akses alat pengukur tekanan darah tervalidasi terbatas
- Kurangnya protokol standar dan tenaga medis terlatih
- Rantai pasokan obat tidak stabil
- Harga obat tinggi
- Sistem informasi kesehatan belum memadai
Akibatnya, dari 195 negara yang dianalisis, 99 di antaranya memiliki tingkat pengendalian hipertensi nasional di bawah 20 persen. Mayoritas penderita berada di negara berkembang dengan sumber daya kesehatan terbatas.
Baca juga: 10 Penyakit yang Belum Bisa Disembuhkan: Diabetes hingga Sindrom Orang Kaku
Meski demikian, WHO menyoroti sejumlah negara yang berhasil menekan hipertensi:
- Bangladesh: Tingkat kontrol naik dari 15 persen ke 56% (2019–2025)
- Filipina: Sukses menerapkan paket teknis HEARTS WHO
- Korea Selatan: Mencapai 59% kontrol tekanan darah nasional dengan biaya obat murah
WHO menekankan pentingnya integrasi pengendalian hipertensi ke dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tanpa langkah ini, negara berisiko menanggung kerugian ekonomi besar. Dari 2011–2025, penyakit kardiovaskular diperkirakan menelan biaya hingga US$3,7 triliun di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
“Negara-negara memiliki alat untuk mengubah narasi ini. Dengan kemauan politik, investasi berkelanjutan, dan reformasi sistem kesehatan, kita bisa menyelamatkan jutaan nyawa,” ujar Dr Tedros.
Hipertensi adalah penyakit yang bisa dicegah dan diobati. Namun, tanpa tindakan nyata, lebih dari 10 juta jiwa akan terus melayang setiap tahun akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi adalah kondisi medis ketika tekanan darah dalam arteri secara konsisten berada di atas batas normal. Sering disebut sebagai “silent killer,” hipertensi jarang menunjukkan gejala jelas.
Banyak penderita tidak menyadari kondisinya hingga terjadi komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, atau gangguan penglihatan.
Gejala yang kadang muncul meliputi sakit kepala, pusing, mimisan, atau rasa lelah berlebihan—namun ini sering diabaikan atau muncul saat tekanan darah sudah sangat tinggi. Pemeriksaan rutin adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi dan mengendalikan hipertensi sejak dini.
Kondisi Fahmi Bo Kian Memprihatinkan: Kaki Lumpuh, Tak Makan Nasi Sudah 2 Minggu |
![]() |
---|
Hanya 6 Provinsi yang Penuhi Stok Darah Secara Mandiri, Apa Tantangan? |
![]() |
---|
Cek Kesehatan Gratis Jangkau 29,8 Juta Orang, Hipertensi dan Gigi Berlubang Paling Banyak Ditemukan |
![]() |
---|
WHO Ungkap Jutaan Anak di Dunia Termasuk Indonesia Tewas Akibat Layanan Kesehatan Tidak Aman |
![]() |
---|
Studi: Literasi Kesehatan Indonesia Masih Rendah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.