Senin, 29 September 2025

Hanya 6 Provinsi yang Penuhi Stok Darah Secara Mandiri, Apa Tantangan?

Kementerian Kesehatan mengungkap bahwa Indonesia masih kekurangan 900 ribu kantong darah setiap tahunnya.

Tribunnews.com/ Rina Ayu
DONOR DARAH. Karyawan PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) melakukan donor darah di kantor Cakung, Jakarta Timur, Kamis (18/9/2025). Donor darah yang diselenggarakan swasta diharapkan bisa membantu memenuhi stok darah. Saat ini Indonesia setiap tahunnya kekurangan stok darah sekitatr 900 ribu kantong. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengungkapkan, baru ada 6 provinsi yang bisa memenuhi stok darah secara mandiri.

Adapun 6 provinsi yang sudah memenuhi stok darah secara mandiri adalah Aceh, Bangka Belitung, DKI Jakarta, D.I Yogyakarta, Bali dan Jawa Tengah.

Direktur Pengembangan Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI Dr. Yanti Herman, MH.Kes, mengatakan, Indonesia masih kekurangan 900 ribu kantong darah setiap tahunnya.

Berdasarkan standar World Health Organization (WHO), setidaknya 2 persen dari populasi suatu negara sebaiknya menjadi pendonor aktif.

Baca juga: Dies Natalis Ke-7, Fakultas Vokasi UKI Kerja Sama PMI DKI Jakarta Laksanakan Donor Darah

Dengan populasi Indonesia sekitar 280 juta jiwa, kebutuhan darah minimal mencapai 5,6 juta kantong per tahun, sementara produksi saat ini masih berkisar 4,6 juta kantong, menyisakan kekurangan sekitar 1 juta kantong darah tiap tahunnya.

""Provinsi yang baru memenuhi darah itu baru 16 persen atau 6 provinsi yaitu Aceh, Bali, DIY, Jakarta, Jawa Tengah, Bangka Belitung," kata dia dalam rangka peringatan Hari Palang Merah Indonesia (PMI) di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (18/9/2025).

Sementara 84 persen lainnya atau 32 provonsi belum memenuhi kebutuhan darah.

Ia mengatakan, ada tantangan dalam pelayanan darah saat ini.

Pertama, kurangnya pendonor aktif, dimana pendonor dalam satu tahun hanya mendonorkan darah satu kali.

Lalu soal distrubusi yang tidak merata, khususnya di kabupaten atau wilayah pelosok.

Ketiga, minimnya UPD (unit pelayanan darah) yang memiliki sertifikasi CPOB.  Serta, ketergantungan pada impor derivate plasma dari Korea.

Untuk mengatasi kekurangan ini, Kemenkes  mendorong penyelenggarakan kegiatan donor darah rutin 3 - 4 kali dalam setahun dari instasi atau lembaga termasuk juga dukungan swasta untuk mengembangkan produk kesehatan dalam negeri.

Produk yang dapat digunakan di Lab maupun UTD Rumah Sakit berupa unit transfusi darah pendistribusian centrifudge, refrigerator, freezer blood bank dan Pemeriksaan skrining imun/infeksi.

"Kami juga memerintahkan staf di RS Vertikal Kemenkes untuk melakukan donor darah setiap tahunnya. Satu kali donor bisa mendapatkan 1 SKP," tutur dia.

Jakarta Jadi Contoh Baik

Ketua PMI DKI Jakarta Beky Mardani menambahkan, Jakarta sehari setidaknya membutuhkan 1200 kantong darah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan