Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

5.360 Anak Keracunan MBG, Pakar Bongkar Titik Rawan

Makan gratis, tapi ribuan anak keracunan. Pemerintah minta maaf, pakar ungkap bahaya di balik dapur MBG.

TribunBengkulu.com/M Rizky Wahyudi
KERACUNAN MASSAL – Suasana para siswa yang mengalami keracunan usai menyantap makanan MBG, Kamis (28/8/2025). Jumlah korban bertambah menjadi 456 orang, terdiri dari siswa dan guru. Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, Wakil Gubernur Bengkulu Mian, dan pihak kepolisian telah bereaksi terhadap peristiwa ini. 

“Kalau memang itu adalah faktor-faktor kesengajaan atau lalai dalam melaksanakan SOP, tentunya akan ada sanksi,” ujarnya. Namun, ia mengingatkan agar sanksi tidak mengganggu operasional program MBG.

 
Pakar Ungkap Titik Rawan MBG

ILUSTRASI. MBG. Di Wonogiri kondisi ratusan siswa yang diduga keracunan setelah menyantap program makan bergizi gratis (MBG) sudah membaik.
ILUSTRASI. MBG. Di Wonogiri kondisi ratusan siswa yang diduga keracunan setelah menyantap program makan bergizi gratis (MBG) sudah membaik. (TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf)

Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama menilai evaluasi menyeluruh harus segera dilakukan.

Ia mengidentifikasi tiga titik rawan dalam rantai penyediaan makanan MBG.

“Setidaknya ada tiga kemungkinan terjadinya keracunan dan harus dievaluasi mendalam,” ujar Prof Tjandra, Sabtu (20/9/2025).

Pertama, proses memasak di SPPG. Kebersihan alat, prosedur masak, dan pengemasan harus dijamin. Namun, ia menekankan bahwa masalah tidak selalu berasal dari dapur.

“Kemungkinan titik kritis lain masih terbuka,” katanya.

Baca juga: Kontroversi Surat Perjanjian MBG di Blora: Keracunan Harus Dirahasiakan, Dikritik Keras DPRD

Kedua, bahan pangan. Jika kadar insektisida tinggi, hewan berasal dari kandang sakit, atau ada kontaminasi lain, maka makanan bisa berisiko.

Ketiga, transportasi dan penyimpanan. Gudang yang tidak memenuhi syarat ventilasi, suhu, dan kelembaban bisa memengaruhi kualitas makanan.

“Tegasnya memang ada beberapa alur proses yang harus dievaluasi secara mendalam. Dengan keracunan makanan yang sudah sampai ribuan ini harus diperbaiki agar jangan sampai terjadi lagi,” ujar Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebut kasus terbaru di Banggai diduga berasal dari ikan cakalang yang disuplai oleh pemasok baru.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan