Senin, 6 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

2 Polemik MBG di Banyumas: Limbah Makanan Cemari Air Sumur, Siswa Hanya Dapat Kacang dan Roti

Program MBG di Banyumas disorot usai dapur di Cilongok diduga beri makanan tak layak dan limbah makanan di Mersi cemari air sumur warga.

|
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Febri Prasetyo
TribunJateng.com/Permata Putra
LIMBAH MBG – Suparto (50), warga RT 3 RW 3 Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur, menunjukkan kondisi air sumurnya yang menghitam, diduga tercemar oleh rembesan limbah program Makan Bergizi Gratis (MBG), Jumat (19/9/2025). Warga pun merasa resah karena air yang biasa digunakan untuk kebutuhan harian kini tak lagi layak pakai. 

TRIBUNNEWS.COM - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang berlangsung di sejumlah sekolah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mendapat sorotan.

Salah satu dapur penyedia MBG di Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, diduga membagikan makanan tak sesuai dengan standar.

Siswa hanya mendapat kacang rebus serta roti tawar tanpa lauk tambahan.

Lalu, keberadaan dapur MBG di Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur, Banyumas, juga diprotes warga karena limbah makanan mengakibatkan air sumur keruh.

Warga telah melaporkan polemik ini kepada Badan Gizi Nasional (BGN) selaku pemberi izin operasional dapur MBG.

MBG adalah program nasional yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada awal 2025 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Tujuan progam MBG menyediakan makanan bergizi secara gratis kepada masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan, untuk mengatasi masalah gizi dan stunting.

Persoalan MBG tidak hanya terjadi di Banyumas dan disejumlah wilayah ada yang mengalami keracunan makanan.

Berikut dua polemik progam MBG di Banyumas.

  1. Limbah Makanan Ganggu Warga

Sejumlah warga Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur, merasakan perubahan pada air sumur yang menjadi hitam dan berbau dalam dua minggu terakhir.

Baca juga: Menkeu Purbaya Wanti-wanti soal Dana MBG, jika sampai Oktober Tak Diserap dengan Baik, Akan Diambil

Berdasarkan penelusuran warga, perubahan warna air terjadi akibat rembesan limbah dari dapur MBG di Kelurahan Mersi.

Diduga penampungan limbah tak dilengkapi bak penahan sehingga limbah menyerap ke tanah sehingga air tercemar.

Salah satu warga bernama Kirtam (75) menjelaskan air di rumahnya tak layak pakai karena berbau tak sedap.

"Air sumur tiga hari ini keruh sekali, bahkan tadi malam sudah bau."

"Saya lihat endapannya kuning. Tidak bisa dipakai mandi," paparnya, Jumat (19/9/2025), dikutip dari TribunJateng.com.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved