Program Makan Bergizi Gratis
Gara-gara Limbah Program MBG, Air Sumur Warga di Purwokerto Berbau dan Warnanya Hitam
Air yang biasanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari kini berubah menjadi keruh, berbau tidak sedap,bahkan berwarna kuning hingga hitam warga resah
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, PURWOKERTO - Selain banyaknya kasus keracunan di banyak daerah program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga meninggalkan limbah yang cukup menganggu. Salah satunya yang terjadi di Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Baca juga: Menu MBG di Banyumas Cuma Berisi Kacang Rebus, Roti Tawar, dan Susu, Ini Kata Dinas Pendidikan
Air sumur di lokasi tersebut berubah menjadi keruh, hitam dan berbau dan tidak bisa digunakan untuk aktivitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Usut punya usut pencemaran itu diduga akibat rembesan limbah dari proyek Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola di lokasi Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Mersi.
Warga menduga pencemaran ini berasal dari tempat penampungan limbah MBG yang tidak dilengkapi dengan bak penahan dan telah dikeruk secara maksimal menggunakan alat berat.
Akibatnya, limbah meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air bersih warga. Warga setempat, Kirtam (75) mengungkapkan pencemaran air sumur terjadi sejak dua minggu terakhir.
Baca juga: Jumlah Siswa Diduga Keracunan MBG di Garut Bertambah, Kini Jadi 569 Orang
Air yang biasanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari kini berubah menjadi keruh, berbau tak sedap, bahkan berwarna kuning hingga hitam.
"Air sumur tiga hari ini keruh sekali, bahkan tadi malam sudah bau. Saya lihat endapannya kuning. Tidak bisa dipakai mandi," ujar Kirtam, kepada Tribun, Jumat (19/9/2025).
Ia menyebut ada sekitar tiga rumah yang terdampak secara langsung. Salah satu sumur yang terpapar limbah itu digunakan oleh tiga rumah.
Sejak air tercemar, mereka kesulitan mendapatkan air bersih. Menurut Kirtam, pengelola proyek MBG memang telah melakukan pengerukan limbah di penampungan, namun baru dilakukan sekitar seminggu terakhir.
Warga mengaku baru kali ini air tercemar sejak puluhan tahun. Bahkan kondisi paling parah terjadi pada Suparto. Suparto (50) menyatakan, sejak kecil tinggal di kawasan itu, baru kali ini air sumur mengalami pencemaran yang begitu parah.
"Ini limbah MBG. Dari saya kecil sampai sekarang, belum pernah air sumur seperti ini. Baru sekarang. Satu minggu ini air keruh, tidak bisa dipakai sama sekali, tidak layak pakai karena bener-bener hitam," kata Suparto.
Untuk kebutuhan harian, ia bahkan harus meminta air bersih dari tetangganya. Suparto meyakini penyebab pencemaran adalah rembesan dari proyek MBG yang berdekatan langsung dengan lingkungan tempat tinggalnya.
"Momennya pas ada proyek MBG di sini, karena memang sebelahan dengan pembuangan limbah itu," jelasnya.
Ia menambahkan, selama hampir 50 tahun tinggal di kawasan tersebut, belum pernah mengalami kejadian seperti ini. Dirinya berharap pemerintah dan pihak pengelola proyek MBG segera turun tangan dan melakukan penanganan serius agar pencemaran tidak semakin meluas.
Baca juga: Penyebab Keracunan MBG di Binggai Sulteng Diduga dari Ikan Tuna Saus, Sampel Makanan Diuji ke BPOM
Warga lainnya, Abduh (45), memperkirakan kedalaman rata-rata sumur di lingkungan mereka berkisar 8 hingga 10 meter.
Ia meyakini pencemaran terjadi karena tempat limbah MBG tidak dibuat bak penampung sehingga air limbah langsung meresap ke dalam tanah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.