Kasus Obesitas Meningkat, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Konsumsi Makanan Olahan
Kemenkes mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap pola konsumsi makanan olahan dan siap saji yang jadi pemicu obesitas.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap pola konsumsi makanan olahan dan siap saji, yang disebut sebagai salah satu pemicu utama meningkatnya kasus obesitas di Indonesia.
Baca juga: Obesitas Picu Brain Fog dan Cuti Sakit, Dunia Kerja Terancam Krisis Tenaga Produktif
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa tren peningkatan obesitas di Indonesia semakin mengkhawatirkan.
Terutama pada kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
"Sebagai langkah awal daripada edukasi kita kepada masyarakat kita terhadap potensi dampak buruk yang bisa timbul dari pemasaran makanan yang tidak sehat," ungkapnya dalam kegiatan Diseminasi Hasil Studi 'Penasaran Makanan yang Tidak Sehat' secara daring, Kamis (10/7/2025).
Menurutnya, urbanisasi, gaya hidup cepat, dan kemudahan akses makanan olahan membuat masyarakat cenderung memilih makanan yang tinggi kandungan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: Remaja Indonesia Rentan Obesitas & Diabetes, Saatnya Terapkan Pola Makan Bergizi Seimbang Sejak Dini
Perubahan pola konsumsi ini terjadi hampir di seluruh lapisan sosial, namun lebih mencolok pada keluarga dengan pendapatan menengah ke bawah.
"Mereka yang pendapatannya menengah atau rendah justru karena kemudahan untuk menyiapkan makanan itu lebih cepat dengan mengkonsumsi atau mendapatkan makanan yang siap ataupun pangan olahan tadi baik siap saji maupun kemasan," jelasnya.
Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi obesitas mengalami peningkatan sebesar 25 persen sejak 2013.
Bahkan, obesitas sentral kini menjadi faktor risiko kedua tertinggi setelah kurangnya aktivitas fisik.
Nadia menambahkan bahwa obesitas bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga berkontribusi terhadap beban ekonomi negara.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pembiayaan penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, diabetes, hipertensi, hingga kanker yang sebagian besar bisa dicegah.
Pemerintah, kata dia, telah merancang berbagai strategi.
Seperti edukasi gizi, pembatasan iklan makanan tinggi GGL (gula, garam, lemak), pelabelan makanan, pelarangan penjualan makanan berisiko di sekolah, serta rencana pengenaan cukai pada produk tertentu.
"Mari kita saling mengingatkan dan mengkampanyekan untuk selalu melawan berbagai faktor resiko-faktor risiko dari penyakit tidak menular, terutama obesitas," tutup Nadia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.