Selasa, 7 Oktober 2025

Tekanan Sosial, Perundungan, hingga Media Digital Perparah Krisis Mental Remaja

Data terbaru menunjukkan sekitar 14,3 persen anak usia 10–19 tahun hidup dengan gangguan mental. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
CICIAI.COM
ILUSTRASI REMAJA DEPRESI. 

Bunuh diri menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di kalangan usia 15–29 tahun. 

Faktor risikonya beragam, mulai dari trauma masa kecil, penyalahgunaan alkohol, hingga stigma terhadap pencarian bantuan.

Media digital juga berperan ganda: bisa menjadi alat penyebar kesadaran sekaligus pemicu risiko. 

Karena itu, literasi digital dan pengawasan bijak sangat dibutuhkan.

WHO kini gencar mengembangkan intervensi psikologis skala luas untuk mengatasi gangguan emosional remaja

Tak hanya itu, panduan layanan kesehatan mental untuk sekolah juga diperkuat agar para pendidik dapat mengenali tanda-tanda awal krisis mental di kalangan siswa.

“Memenuhi kebutuhan remaja dengan kondisi kesehatan mental sangatlah penting,” tegas WHO dalam laporannya. 

Pendekatan non-farmakologis, penghormatan terhadap hak anak, serta dukungan lingkungan sosial yang sehat menjadi pilar penting.

Jika dibiarkan, krisis ini akan menjadi bom waktu. 

Namun dengan deteksi dini, dukungan keluarga, serta layanan kesehatan yang inklusif, remaja bisa tumbuh lebih tangguh. Karena di pundak merekalah masa depan dunia bergantung.

 

(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved