Senin, 6 Oktober 2025

Tidak Semua Orang Butuh! Susu Bukan Lagi Bagian 4 Sehat 5 Sempurna, Ini Penjelasan Dokter

Konsep “4 Sehat 5 Sempurna” yang menempatkan susu sebagai penyempurna makanan sudah tidak lagi relevan

Shutterstock
MINUM SUSU - Ilustrasi anak balita minum susu. Konsep “4 Sehat 5 Sempurna” yang menempatkan susu sebagai penyempurna makanan sudah tidak lagi relevan. Mengapa? Ini penjelasan dokter. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebagian besar dari kita tumbuh dengan suara ibu atau guru yang berkata, “Minum susunya, biar sempurna makannya.”

Kalimat itu menempel dalam ingatan anak-anak Indonesia selama puluhan tahun. 

Baca juga: Bedakan Alergi dan Intoleransi Susu, Jangan Salah Menanganinya

Susu dianggap pelengkap gizi, tanda kasih sayang, bahkan simbol kemakmuran. 

Tapi apakah benar tubuh manusia butuh susu untuk menjadi sehat?

Dalam program Health Corner Sonora, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi, menegaskan bahwa konsep “4 Sehat 5 Sempurna” yang menempatkan susu sebagai penyempurna makanan sudah tidak lagi relevan dengan panduan gizi modern.

“Sekarang yang dipakai adalah Pedoman Gizi Seimbang, bukan 4 Sehat 5 Sempurna. Dalam pedoman baru, susu hanya menjadi salah satu sumber protein, bukan penyempurna makanan,” ujarnya dilansir dari kanal YouTube Sonora FM, Sabtu (4/10/2025). 

Pernyataan itu mengubah cara pandang lama yang sudah mengakar di masyarakat. 

Baca juga: Caca Tengker Ungkap Cara Hadapi Anak GTM dan Ogah Minum Susu

Dalam pedoman baru, keseimbangan bukan dicapai dengan menambah susu, tapi dengan menyusun piring makan yang beragam dan proporsional.

Separuh piring berisi buah dan sayur, sepertiga sisanya untuk sumber karbohidrat, dan sisanya protein baik dari hewan maupun nabati.

Susu, menurut dr. Santi, hanya salah satu opsi sumber protein dan kalsium. 

“Kalau kebutuhan gizi sudah tercukupi dari makanan lain, susu tidak wajib diminum,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa minum susu tidak selalu cocok untuk semua orang. 

Sebagian besar orang Asia memiliki kecenderungan tidak bisa mencerna laktosa, gula alami yang terdapat di dalam susu sapi.

“Antara 65 hingga 95 persen orang Asia mengalami intoleransi laktosa,” jelas dr. Santi.

Ilustrasi Bunda membekali Si Kecil yang sedang belajar dengan nutrisi yang tepat.
Ilustrasi Bunda membekali Si Kecil yang sedang belajar dengan nutrisi yang tepat. (Shutterstock)
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved