Cara agar Anak Terbiasa dan Menerima Makanan Bergizi, Bisa Diterapkan Orang Tua di Rumah
Membiasakan anak makan makanan bergizi masih menjadi tantangan pada banyak keluarga Indonesia, terutama di wilayah perkotaan.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membiasakan anak menerima makanan bergizi masih menjadi tantangan di banyak keluarga Indonesia, terutama di wilayah perkotaan.
Meski informasi tentang pentingnya gizi mudah diakses, praktik sehari-hari kerap menemui hambatan, mulai dari anak yang pilih-pilih makanan hingga kebiasaan jajan sembarangan.
Kondisi ini memerlukan pendekatan yang konsisten dari orang tua agar anak bisa tumbuh dengan pola makan sehat.
Beberapa strategi yang terbukti efektif antara lain pendekatan modelling dan repeated exposure, yakni memberikan contoh makan sehat dari orang tua serta mengenalkan sayur dan buah secara berulang.
Berdasarkan tinjauan sistematis dalam jurnal Appetite (2025) terhadap 14 studi prospektif, kedua pendekatan ini secara konsisten meningkatkan asupan buah dan sayur pada anak usia 1 hingga 6 tahun.
Artinya, anak akan lebih terbuka pada makanan bergizi jika orang tua rutin mencontohkan dan terus mengenalkannya tanpa paksaan.
Selain itu, ketersediaan makanan sehat di rumah juga memengaruhi perilaku makan anak.
Penelitian dari Food & Nutrition Research (2025) menemukan bahwa anak-anak yang terbiasa melihat sayur dan buah di rumah sejak usia 12 bulan memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami picky eating di usia 3 tahun.
Namun, studi ini juga mencatat bahwa kebiasaan memaksa anak makan (pressure-to-eat) justru bisa berdampak negatif, karena menciptakan tekanan psikologis terhadap makanan.
Menjadikan waktu makan sebagai momen menyenangkan tanpa gangguan seperti gawai juga bisa membantu anak membangun hubungan positif dengan makanan.
Saat anak terlibat dalam memilih dan menyiapkan makanan, mereka cenderung lebih antusias untuk mencoba hal baru. Kebiasaan ini jika dilakukan sejak dini akan menjadi fondasi penting dalam pola makan mereka di masa depan.
Yayle, sebagai brand yang peduli terhadap nutrisi anak, melihat tren ini sebagai kesempatan untuk turut mendukung para orang tua.
Melalui produk seperti Madu Exsipna, Yayle berusaha membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak yang belum tercukupi dari makanan saja.
“Kami ingin menjadi mitra yang bisa diandalkan orang tua dalam perjalanan membangun kebiasaan sehat anak-anak mereka,” ujar Arief Noer Prayogi, Brand & Marketing Manager, Minggu (17/8/2025).
Yayle juga aktif mengedukasi publik tentang pentingnya pola makan sehat sejak dini.
251 Pelajar Keracunan MBG di Banggai Kepulauan, Diduga Akibat Ikan Cakalang |
![]() |
---|
Dapa, Bocah asal Bandung Selamatkan Wanita dari Percobaan Bunuh Diri di Rel |
![]() |
---|
Penanganan Kasus Anak Cacingan di Bengkulu, Pemerintah Beri Bantuan Nutrisi hingga Renovasi Rumah |
![]() |
---|
Kasus Cacingan Muncul Lagi, KPAI Soroti Anak Diasuh Orangtua yang Punya Utang dan Candu Gadget |
![]() |
---|
WHO Ungkap Jutaan Anak di Dunia Termasuk Indonesia Tewas Akibat Layanan Kesehatan Tidak Aman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.