Kasus Cacingan Muncul Lagi, KPAI Soroti Anak Diasuh Orangtua yang Punya Utang dan Candu Gadget
Tanpa ada kepastian atau payung hukum bagi anak dari keluarga rentan maka anak akan menghadapi hambatan. Sistem perlindungan anak di Indonesia lemah..
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus cacingan pada anak terus terjadi. Kini kasus memilukan itu terjadi seorang balita di Bengkulu. Terkait hal itu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti lemahnya sistem perlindungan anak Indonesia.
Baca juga: Hasil Rontgen Bocah Cacingan di Bengkulu: Banyak Cacing Gelang di Usus Halus dan Besar
Wakil ketua KPAI Jasra Putra mengatakan, berdasarkan pasal 33 tentang Fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh negara, seharusnya tidak ada anak anak yang mengalami cacingan.
“Karena pemeliharaan adalah kata yang meliputi banyak hal dan makna. Sehingga amanat Konstitusi ini diterjemahkan dalam UU Kesehatan yang meliputi perlindungan anak melalui upaya sejak preventif, promotif, rehabilitatif, kuratif dan paliatif,” kata dia kepada Tribunnews.com, Kamis (18/9/2025).
Bahkan dalam Undang Undang Perlindungan Anak disampaikan bahwa derajat kesehatan harus optimal. Untuk itu, selain Undang Undang Perlindungan Anak, KPAI mendorong adanya intervensi dari dalam dengan kehadiran RUU Pengasuhan Anak.
Ia mengatakan, saat ini banyak ditemui anak yang diasuh oleh keluarga rentan, keluarga ODGJ, keluarga yang memiliki utang (offline dan online) maupun keluarga yang kecanduan gadget. Tanpa ada kepastian atau payung hukum bagi anak dari keluarga rentan tersebut maka anak akan menghadapi hambatan.
“Anak dalam posisi rentan, terabaikan, dan mudah menjadi korban berlapis kekerasan, baik verbal, nonverbal, fisik, maupun psikis, Dari peristiwa-peristiwa yang terungkap itu puncak masalahnya. Bukan amanat Undang Undang dan Konstitusi yang fokus dalam pencegahan dan respon cepatnya sejak awal,” tutur Jasra.
Dikutip dari Tribunnews.com, bayi berusia satu tahun delapan bulan Nur Khaira Sabrina harus dilarikan ke rumah sakit karena diduga alami cacingan. Dari mulut warga Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Bengkulu ini keluar cacing gelang atau Ascaris lumbricoides.
Pada Minggu (14/9/2025), Nur Sabrina dirawat intensif di RSUD Tais lalu dirujuk ke RSUD M. Yunus (RSMY) Bengkulu untuk dilakukan pembedahan. Pasien harus dibedah karena saat jalani rontgen, dokter menemukan gumpalan di perutnya yang diduga kumpulan cacing.
Baca juga: Kasus Anak Cacingan Terjadi Lagi, Wamenkes Singgung Kebersihan Lingkungan yang Buruk
Jurnalis TribunBengkulu.com, Yayan Hartono pun mencoba mendatangi tempat tinggal bayi malang tersebut di Desa Sungai Petai, Seluma.
Ketika sampai di lokasi, rumah orang tua bayi malang tersebut sangat memprihatinkan.
Rumahnya berukuran 6x6 meter dan berdinding papan kayu. Bahkan, lantai rumahnya pun hanya tanah.
Hanya ada satu kamar di dalam rumah, perabotan juga tak terlihat di dalam rumah kecil tersebut.
"Lantai masih tanah, masih dinding papan dan hanya satu kamar inilah. Tempat keluarga dengan empat anggota ini tinggal," kata Rendi, Kades Sungai Petai.
Rendi juga menuturkan, rumah yang dihuni oleh keluarga kecil pasien memang jauh dari kata sehat.
Baca juga: KPAI Setuju Mendikdasmen Larang Anak-anak Main Roblox: Dampaknya Cenderung Negatif
Sebelumnya kasus serupa juga menimpa seorang balita bernama Raya di Sukabumi, Jawa Barat. Balita Raya akhirnya menghembuskan napas terakhir akibat cacingan yang dialaminya tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.