Kamis, 2 Oktober 2025

Merokok Tidak Hanya Rusak Paru-paru tapi Juga Otak

Selama ini banyak masyarakat masih beranggapan bahwa bahaya rokok hanya terbatas pada saluran pernapasan padahal ada bahaya lainnya

Editor: Eko Sutriyanto
Freepik
ILUSTRASI ROKOK - Bahaya menghisap rokok dan vape selama ini lebih banyak dikaitkan dengan kerusakan organ pernapasan seperti paru-paru dan jantung. Namun, temuan medis terbaru mengungkapkan bahwa dampaknya jauh lebih luas, termasuk terhadap otak — terutama pada anak-anak dan remaja yang masih berada dalam tahap pertumbuhan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bahaya rokok dan vape selama ini lebih banyak dikaitkan dengan kerusakan organ pernapasan seperti paru-paru dan jantung.

Namun, temuan medis terbaru mengungkapkan bahwa dampaknya jauh lebih luas, termasuk terhadap otak — terutama pada anak-anak dan remaja yang masih berada dalam tahap pertumbuhan.

Banyak masyarakat masih beranggapan bahwa bahaya rokok hanya terbatas pada saluran pernapasan.

Padahal, para ahli menegaskan bahwa zat kimia dalam asap rokok dan vape dapat masuk ke dalam aliran darah, menyebar ke seluruh tubuh, termasuk otak.

Paparan Zat Beracun Ganggu Perkembangan Otak

Dokter Spesialis Anak, dr. Imyadelna Ibma Nila Utama, Sp.A, menjelaskan bahwa paparan zat beracun dari rokok dan vape pada masa perkembangan sangat berisiko terhadap struktur dan fungsi otak.

Risiko ini semakin besar pada remaja, karena otak mereka masih berkembang secara aktif.

Baca juga: Dokter Sebut Rokok Konvensional dan Vape Sama-sama Berbahaya untuk Anak dan Remaja

“Sebuah studi jangka panjang pada hewan menunjukkan adanya perubahan signifikan pada bagian otak yang mengatur memori, perhatian, dan fungsi kognitif lainnya,” jelas dr Imyadelna dalam talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Minggu (15/6/2025).

Zat kimia dari rokok dan vape juga bisa masuk ke tubuh bukan hanya melalui isapan, tapi juga melalui kulit.

Setelah masuk ke peredaran darah, zat-zat berbahaya itu bisa mencapai organ-organ vital, termasuk otak.

Inilah yang menjadi titik bahaya, karena paparan berkelanjutan dapat menghambat perkembangan otak secara maksimal.

Gangguan Emosional: Mudah Marah hingga Cemas Berlebihan

Tak hanya memengaruhi fungsi kognitif seperti belajar dan berpikir, paparan nikotin juga berdampak pada keseimbangan emosi.

Remaja yang merokok atau terpapar asap rokok cenderung lebih mudah marah, cemas berlebihan, moody, bahkan rentan mengalami gangguan suasana hati.

“Kalau pada remaja itu bisa kita lihat. Mereka bisa jadi gampang marah, cemas, mudah lelah, moody, bahkan sedih tanpa sebab yang jelas. Jadi efeknya bukan hanya ke fisik, tapi juga ke kondisi emosional,” ungkap dr. Imyadelna.

Fakta ini menunjukkan bahwa rokok dan vape bukan sekadar masalah pernapasan, tapi juga masalah kesehatan mental dan emosional.

Dalam jangka panjang, hal ini bisa memengaruhi prestasi belajar, hubungan sosial, hingga kesejahteraan psikologis anak dan remaja.

Anak Kecil Lebih Rentan Jadi Korban

Tak hanya remaja, bayi dan balita pun sangat rentan terhadap paparan asap rokok, terutama sebagai perokok pasif di lingkungan rumah.

Sistem saraf dan organ tubuh mereka yang belum berkembang sempurna membuat mereka lebih mudah mengalami gangguan kesehatan.

Oleh karena itu, rokok dan vape seharusnya tidak memiliki tempat di sekitar anak-anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam konteks kesehatan masyarakat, mencegah paparan sejak dini adalah langkah krusial untuk memutus rantai risiko jangka panjang.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved