WHO Ungkap Kesenjangan Kesehatan Perpendek Harapan Hidup Hingga Puluhan Tahun
Penduduk negara dengan harapan hidup terendah, rata-rata, akan hidup 33 tahun lebih pendek daripada yang lahir di negara dengan harapan hidup tinggi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ungkap kesenjangan kesehatan bisa perpendek harapan hidup seseorang hingga puluhan tahun di negara-negara berpendapatan tinggi dan rendah.
Misalnya, orang-orang di negara dengan harapan hidup terendah, rata-rata, akan hidup 33 tahun lebih pendek daripada mereka yang lahir di negara dengan harapan hidup tertinggi.
Faktor penentu sosial pemerataan kesehatan dapat memengaruhi hasil kesehatan orang lebih dari pengaruh genetik atau akses ke perawatan kesehatan.
Baca juga: WHO Ingatkan Soal Penggunaan Sarung Tangan: Kurangi Risiko Infeksi Tapi Belum Tentu Bersih
“Dunia kita tidak setara. Tempat kita dilahirkan, tumbuh, tinggal, bekerja, dan menua secara signifikan memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan kita,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dilansir dari website resmi, Sabtu (10/5/202).
Menurut WHO, laporan dunia ini menggambarkan pentingnya mengatasi faktor penentu sosial yang saling terkait.
Serta, memberikan strategi berbasis bukti serta rekomendasi kebijakan untuk membantu negara-negara meningkatkan hasil kesehatan untuk semua.
Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa ketidakadilan dalam kesehatan terkait erat dengan tingkat kerugian sosial dan tingkat diskriminasi.
Semakin rendah pendapatan mereka dan mereka memiliki lebih sedikit tahun pendidikan, kesehatan yang lebih buruk, dengan lebih sedikit tahun hidup sehat.
Ketimpangan ini diperburuk pada populasi yang menghadapi diskriminasi dan marginalisasi.
Baca juga: Dianggap Membahayakan Kesehatan WHO Minta Praktik Sunat Perempuan Dihentikan
Salah satu contoh nyata adalah fakta bahwa penduduk asli memiliki harapan hidup yang lebih rendah daripada penduduk non-pribumi di negara-negara berpendapatan tinggi atau rendah.
Ketidakadilan sosial mendorong ketidakadilan
Meskipun data terbatas, ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa kesenjangan kesehatan di dalam negara sering kali melebar.
Data WHO menyebutkan bahwa anak-anak yang lahir di negara-negara miskin memiliki kemungkinan 13 kali lebih besar untuk meninggal sebelum usia 5 tahun dibandingkan di negara-negara kaya.
Pemodelan menunjukkan bahwa kehidupan 1,8 juta anak setiap tahunnya dapat diselamatkan dengan menutup kesenjangan.
Sekaligus meningkatkan kesetaraan antara sektor termiskin dan terkaya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Ebola Merebak di Kongo, WHO Siaga: Kenali Tanda Awalnya! |
![]() |
---|
Terjemahan Lirik lagu Who Says - Selena Gomez & The Scene: I’m No Beauty Queen |
![]() |
---|
Wabah Ebola Terjadi Lagi, Epidemiolog Sarankan Indonesia Perlu Siaga Hadapi Risiko Impor dari Afrika |
![]() |
---|
Waspada Virus Ebola Masuk ke Indonesia, Pemerintah Harus Perketat Pintu Masuk Bandara dan Pelabuhan |
![]() |
---|
WHO Cabut Status Darurat Global Mpox, Kasus Masih Tinggi di Afrika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.