Jumat, 3 Oktober 2025

Mengenal Hernia Inguinal pada Anak, Faktor Pemicu hingga Prosedur Penanganan Medis

Hernia inguinal adalah kondisi sebagian organ dalam perut, biasanya usus, menonjol keluar melalui lubang yang belum menutup di area selangkangan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Freepik.com
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan  Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jangan anggap sepele anak atau bayi yang rewel. Orangtua perlu memberi perhatian khusus pada anak

Bila melihat adanya bejolan di area tertentu seperti di organ perut segara periksa ke dokter untuk memastikan itu apakah itu hernia inguinal.

Hernia inguinal adalah kondisi di mana sebagian organ dalam perut, biasanya usus, menonjol keluar melalui lubang yang belum menutup di area selangkangan.

Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak, terutama bayi laki-laki, dan dapat terlihat sebagai benjolan kecil di area tersebut.

Dalam perkembangan janin bayi laki-laki, ada saluran yang disebut prosesus vaginalis (tonjolan selaput yang berfungsi sebagai jalur bagi perkembangan organ tertentu).

Saluran ini seharusnya menutup sebelum bayi lahir.

Jika saluran tidak menutup sempurna, rongga tersebut memungkinkan organ dalam perut keluar, membentuk hernia inguinal.

Dokter Spesialis Bedah Anak, dr Kozzy, Sp.BA mengatakan, hernia inguinal pada anak umumnya disebabkan oleh kelainan bawaan.

"Ini terjadi ketika saluran yang menghubungkan rongga perut dan area selangkangan tidak menutup sempurna sebelum lahir sehingga memungkinkan organ perut menonjol keluar," katanya, Kamis (19/12/2024).

Dokter yang berpraktik di Bethsaida Hospital Gading Serpong mengatakan, hernia inguinal biasanya paling sering terjadi pada bayi Baru Lahir dan Balita (0–1 tahun).

"Risiko lebih tinggi pada bayi prematur dan laki-laki, karena proses penutupan prosesus vaginalis tidak  menutup sempurna," katanya.

Sedangkan untuk Anak Usia 1–5 Tahun tanda-tanda hernia inguinal semakin jelas terlihat, seperti benjolan di selangkangan saat anak menangis atau mengejan.

"Anak usia sekolah atau usia 6–12 tahun lebih jarang namun tetap bisa terjadi," kata dr Kozzy.

Selain itu, faktor risiko lain meliputi lahir prematur, berat badan lahir rendah, anak laki-laki 6 kali  lebih berisiko dan kelainan bawaan lain khususnya kelainan pada dinding perut seperti Gastroschisis dan Omfalokel.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved