Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

NATO Kerahkan Jet Tempur: Rudal Rusia Tewaskan Satu Keluarga, Belanda Kirim F-35, Polandia Siaga

Rusia menembakkan lebih dari 50 rudal dan 500 drone di seluruh Ukraina di dekat perbatasan Polandia. NATO siaga tinggi, Belanda turun tangan

Kementerian Pertahanan Belanda
OPERASI NATO - Penampakan F-35 yang diunggah Kementerian Pertahanan Belanda di situs resminya pada 7 Juli 2025. Peralatan militer yang disumbangkan ke Ukraina oleh NATO harus sampai tujuan dengan selamat. Untuk tujuan itu, jet tempur F-35 dikerahkan. 

Rusia menembakkan lebih dari 50 rudal dan 500 drone di seluruh Ukraina, menewaskan "sedikitnya 5 orang dan melukai belasan lainnya," ujar Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, dalam sebuah unggahan di media sosial pada Minggu. 

"Seluruh keluarga beranggotakan empat orang," termasuk seorang gadis remaja, tewas di rumah mereka di dekat kota Lviv di Ukraina barat," kata Sybiha.

Satu orang lainnya tewas di wilayah Zaporizhzhia selatan, kata para pejabat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah menargetkan infrastruktur penting negaranya di sembilan wilayah berbeda, termasuk Lviv.

Jet pencegat Mig-31 membawa rudal hipersonik Kinzhal di bagian bawah badan pesawat. Rudal udara darat ini mampu menjangkau jarak lebih dari 2.000 kilometer, sanggup membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir.
Jet pencegat Mig-31 membawa rudal hipersonik Kinzhal di bagian bawah badan pesawat. Rudal udara darat ini mampu menjangkau jarak lebih dari 2.000 kilometer, sanggup membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir. (Russian Defence Ministry/Russia Today)

Rusia Kerahkan Rudal Kinzhal

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah melancarkan "serangan besar-besaran" menggunakan senjata jarak jauh, termasuk rudal hipersonik Kinzhal, terhadap lokasi gas dan energi Ukraina, serta fasilitas industri militer.

Lviv biasanya dianggap sebagai salah satu kota teraman di Ukraina, jauh di sebelah barat garis depan timur tempat pertempuran paling sengit berkecamuk selama lebih dari tiga setengah tahun perang skala penuh.

Upaya Amerika Serikat (AS) untuk menemukan kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina berjalan sangat lambat.

Presiden Donald Trump semakin kesal dengan Rusia yang tampaknya masih enggan ia paksa untuk mencapai kesepakatan. 

Pertemuan puncak tatap muka antara Partai Republik dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada bulan Agustus gagal menghasilkan kesepakatan, dan Trump mencap Rusia sebagai "macan kertas"—yang ditanggapi Kremlin sebagai "beruang sungguhan".

AS Kesal, Mau Beri Rudal ke Ukraina

Wakil Presiden AS, JD Vance bulan lalu mengisyaratkan bahwa AS dapat menyetujui permintaan Ukraina untuk rudal jarak jauh Tomahawk Amerika.

Rudal ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Kiev untuk menyerang jauh ke Rusia. Senjata-senjata tersebut memiliki jangkauan sekitar 1.550 mil.

Hal itu akan "mengarah pada kehancuran" hubungan AS dengan Rusia, ujar Putin dalam komentar yang dipublikasikan di media pemerintah Rusia akhir pekan lalu.

Pemimpin Kremlin tersebut mengatakan awal pekan ini bahwa pemberian rudal Tomahawk oleh AS kepada Ukraina akan menjadi eskalasi konflik dan akan membutuhkan "partisipasi langsung" personel Amerika.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha , mengatakan pada hari Minggu: "Untuk menghentikan eskalasi teror ini, Rusia harus menghadapi tekanan trans-Atlantik yang meningkat, terutama pada pendapatan energinya."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan: "Kita membutuhkan perlindungan yang lebih besar dan implementasi yang lebih cepat dari semua perjanjian pertahanan, terutama pertahanan udara, untuk menghilangkan makna teror udara ini."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved