Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

5 Fakta Microsoft Setop Cloud & AI Militer Israel usai Terbongkar Dugaan Mata-matai Warga Palestina

Microsoft hentikan layanan cloud & AI untuk militer Israel setelah investigasi media ungkap dugaan pengawasan massal Palestina.

Instagram/@microsoft
MICROSOFT. Unggahan Instagram Microsoft @microsoft pada 30 April 2025 saat perayaan 50 tahun. Microsoft resmi menghentikan sebagian layanan cloud dan kecerdasan buatan (AI) untuk militer Israel pada Kamis (25/9/2025) 

Melalui Azure, pengguna bisa menyimpan data, membuat aplikasi, menjalankan server virtual, hingga memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), big data, dan analitik tanpa harus membeli perangkat keras sendiri.

Azure banyak dipakai oleh perusahaan, pemerintahan, hingga lembaga militer di berbagai negara untuk mengelola data dan sistem secara efisien.

3. Unit 8200 Diduga Terlibat

Menurut laporan AP, data internal Microsoft menunjukkan keterlibatan Unit 8200, unit perang siber elit Israel yang dikenal mengoperasikan pengawasan sinyal intelijen.

Meski Microsoft tidak menyebutkan nama unit secara resmi, investigasi Guardian menyinggung pertemuan Unit 8200 dengan CEO Microsoft Satya Nadella pada 2021.

4. Protes Global dan Tekanan Aktivis

Keputusan Microsoft disambut kelompok pro-Palestina, termasuk Council on American Islamic Relations (CAIR) dan gerakan pekerja teknologi No Azure for Apartheid.

“Ini kemenangan yang signifikan, tetapi belum cukup,” kata Hossam Nasr, mantan karyawan Microsoft yang dipecat usai ikut protes (AP melaporkan).

5. Kontrak Lain dengan Israel Masih Berlanjut

BBC mencatat, penghentian ini hanya berlaku untuk langganan tertentu dan tidak memengaruhi layanan Microsoft lainnya, termasuk keamanan siber.

Baca juga: Microsoft Pecat 4 Karyawan yang Protes Hubungan Bisnis Perusahaan dengan Israel

Pejabat keamanan Israel mengatakan kepada AP, langkah tersebut tidak mengganggu kemampuan operasional militer.

Keputusan Microsoft ini menjadi kasus pertama perusahaan teknologi AS menghentikan layanan untuk militer Israel sejak perang Gaza berlangsung.

Banyak pihak menilai langkah tersebut masih setengah hati karena sebagian besar kontrak komersial tetap berjalan.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan