Departemen Perang AS akan Alihkan Fokus dari China ke Ancaman di Amerika Latin
Pejabat Departemen Perang AS mengusulkan untuk mengalihkan postur militer AS dari fokus pada China, alih-alih memprioritaskan ancaman di Amerika Latin
Editor:
Muhammad Barir
Departemen Perang AS akan Mengalihkan Fokus dari China ke Ancaman di Amerika Latin
TRIBUNNEWS.COM- Pejabat Departemen Perang AS mengusulkan untuk mengalihkan postur militer AS dari fokus pada China, alih-alih memprioritaskan dugaan ancaman di Amerika Latin dan Karibia, Politico melaporkan pada 6 September.
Draf Strategi Pertahanan Nasional terbaru menempatkan "misi domestik dan regional di atas upaya melawan musuh seperti Beijing dan Moskow," ungkap Politico, mengutip tiga orang yang diberi pengarahan tentang versi awal laporan tersebut.
Berita ini muncul satu hari setelah Trump menandatangani perintah eksekutif agar Departemen Pertahanan diganti namanya menjadi “Departemen Perang” agar lebih mencerminkan misinya.
Politico mencatat bahwa langkah tersebut, jika dilaksanakan, akan membuat marah politisi di Partai Republik dan Demokrat yang telah lama memusuhi Tiongkok dan menyerukan kebijakan agresif untuk melawan kebangkitannya.
"Ini akan menjadi perubahan besar bagi AS dan sekutunya di berbagai benua," ujar salah satu narasumber yang mengetahui draf dokumen tersebut. "Janji-janji lama AS yang dipercaya sedang dipertanyakan."
Baca juga: Trump Ancam Putin dengan Paket Sanksi Baru setelah Serangan Brutal Rusia ke Ukraina
Dokumen tersebut disiapkan oleh Elbridge Colby, kepala kebijakan Departemen Perang.
Politico melaporkan bahwa pergeseran dari Tiongkok ke arah Belahan Bumi Barat tampaknya sudah berlangsung.
Departemen Perang mengerahkan ribuan pasukan Garda Nasional untuk mendukung polisi di Los Angeles dan Washington, DC, dan telah membentuk zona militerisasi di perbatasan selatan dengan Meksiko yang memungkinkan pasukan untuk menahan warga sipil.
Perubahan kebijakan tersebut juga dapat mengakibatkan AS menarik sebagian pasukannya dari Eropa dan memangkas program bantuan militer bagi sesama anggota NATO.
"Sekutu NATO semakin memperkirakan sekitar 80.000 tentara AS di Eropa akan meninggalkan negara itu dalam beberapa tahun mendatang," tambah Politico .
Ketua MPR: Pidato Presiden Prabowo Dapat Respons Positif dari Amerika, Israel, dan Dunia |
![]() |
---|
Dua Gerai Starbucks di AS Tiba-tiba Tutup, hingga Kabar Ratusan Karyawan Kena Badai PHK |
![]() |
---|
Kesempatan Beasiswa Penuh ke Luar Negeri untuk Profesional Indonesia, Simak Caranya |
![]() |
---|
Deal TikTok Antara China dan AS Diduga Bocor, ByteDance Dikabarkan Masih Jadi 'Pemain' Utama |
![]() |
---|
DDPI Perkuat Kompetensi dan Kerja Sama Internasional lewat Pelatihan di China |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.